RajaBackLink.com

Penjelasan dan Contoh Awalan Akhiran (Konfiks) Lengkap

Contoh awalan akhiran (Konfiks)

Dalam artikel Ayo Berbahasa kali ini, kita akan membahas tentang penjelasan dan contoh awalan akhiran (konfiks) lengkap. Pada artikel sebelumnya, kita juga sudah mengetahui 3 jenis afiks yang lain yaitu prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran, dan infiks atau sisipan.

Jika kalian belum tahu, afiks dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai bentuk terikat dari sebuah suku kata yang bila digabungkan pada sebuah kata dasar akan mengubah maknanya. Umumnya, afiks disebut dengan imbuhan agar lebih mudah dipahami.

Pengertian Konfiks Dalam Bahasa Indonesia

Konfiks merupakan jenis ke 4 dari afiks setelah infiks, prefiks dan sufiks. Bisa dibilang, konfiks ini merupakan gabungan dari prefiks dan sufiks alias gabungan dari imbuhan awalan dan akhiran.

Sumadi (2010:79) konfiks merupakan imbuhan gabungan yang terbentuk atas awalan dan sisipan yang berfungsi mendukung makna tertentu. Sementara itu menurut Chaer (2012:177) konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yakni berposisi pada awal bentuk dasar, dan juga berposisi pada akhir bentuk dasar.

Contoh imbuhan gabungan awalan dan akhiran yang sering kita dengar sebenarnya ada banyak. Seperti misalnya perusakan yang menjadi contoh konfiks pe - an. Contoh awalan akhiran dalam bahasa Indonesia yang lain adalah dijatuhkan yang menjadi contoh kata imbuhan di - kan.

Kata awalan dan gabungan ini bisa digunakan untuk menyatakan tempat, perbuatan, hasil, peristiwa dan masih banyak lagi.

Selain itu, imbuhan ini melekat dengan kata secara bersamaan. Sehingga bila dipisahkan, akan menghasilkan makna yang berbeda. Kita akan membahas hal ini lebih lanjut nanti.

Baca juga : pengertian simulfiks. 


Ciri - Ciri Awalan dan Akhiran (Konfiks)

Ada 2 ciri yang membedakan yang membedakan imbuhan awalan dan akhiran dengan jenis imbuhan lainnya. Yaitu dibuat secara melekat bersamaan dan mengandung satu makna gramatikal. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya.

1. Melekat Secara Bersamaan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kata imbuhan konfiks terdiri dari satu kata yang melekat bersamaan dan tidak melekat secara bertahap. Contohnya seperti "jalan" menjadi "perjalanan" dan "musuh" menjadi "bermusuhan".

Bukan "perjalanan" yang terdiri dari "perjalan" dengan imbuhan "-an". Bukan pula "musuhan" dengan imbuhan "ber-".

Yang benar adalah "ber-" + "musuh" + "-an" dan "per-" + "jalan" + -"an".

Sehingga bila ada pengulangan kata, hasilnya menjadi "bermusuh - musuhan" atau "berdesak - desakan" bukan "berdesakan - berdesakan" atau "bermusuhan - bermusuhan".

2. Menyatakan Makna Gramatikal

Berikutnya kata awalan dan akhiran juga hanya menyatakan makna gramatikal dalam bentuk utuh. Bila terdapat pemenggalan kata, maka konfiks akan mengandung arti lain atau bahkan tidak berarti sama sekali.

Contoh awalan akhiran dalam bahasa Indonesia misalnya "pendakian" yang artinya adalah perjalanan mendaki gunung. Jika salah satu suku katanya dihilangkan, akan menjadi "dakian" atau "pendaki". Kata "pendaki" mungkin masih memiliki arti sebagai orang yang mendaki gunung, namun maknanya telah berubah dari kata "pendakian". Sedangkan "dakian" bisa diartikan sebagai tanjakan atau tempat yang bisa didaki.

Contoh imbuhan gabungan awalan dan akhiran yang lainnya adalah "keindahan" yang bermakna sebuah kecantikan baik pemandangan maupun benda yang sedap dipandang mata. Bila terdapat pemenggalan dari awalan dan akhiran, maka menghasilkan kata "keindah" dan "indahan". Yang mana, kedua kata ini tidak memiliki arti apapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Macam-Macam Konfiks
Macam macam konfiks

Dalam bahasa Indonesia, imbuhan awalan akhiran bisa diklasifikasikan menjadi 5 macam yaitu ke - an, di - kan, pe - an, ber - an dan se - nya. Satu macam imbuhan bisa menyatakan banyak kondisi dan makna. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas tentang macam - macam konfiks berikut ini.

1. Ke - An

Contoh imbuhan konfiks yang pertama adalah ke - an. Jenis konfiks ini bisa menyatakan berbagai macam makna, di antaranya :

Menyatakan Keadaan

  • Kepanasan : Ia merasa kepanasan tiap kali menginap di rumah pamannya di Jakarta
  • Kelaparan : Anak kucing yang malang itu melewati malamnya tanpa makan, tak heran jika ia merasa kelaparan
  • Kesulitan : Giginya yang kuat membuat anjing dengan mudah memakan tulang tanpa kesulitan

Menyatakan Perlakuan Yang Tidak Sengaja

  • Ketinggalan : Dompetnya ketinggalan di kereta ketika ia menuju ke Bandung
  • Kecurian : Karena ceroboh, rumahnya telah kecurian oleh orang - orang tidak dikenal
  • Kemasukan : Kalah dari Malaysia, gawang timnas Indonesia kemasukan 3 gol

Menyatakan Sifat

  • Kepintaran : Kepintaran Doni telah dilatih dari sejak ia kecil.
  • Kelembutan : Kelembutan hatinya membuat pak Malik di senangi banyak murid
  • Ketamakan : Ketamakan pemimpin perusahaan hanya akan membuat bisnis yang ia bangun hancur sedikit demi sedikit

Menunjukan Daerah

  • Kerajaan : Dimasa Kejayaannya, dari Jawa hingga Semenanjung Malaya masih merupakan wilayah kerajaan Majapahit
  • Kepulauan : Pemandangan di Kepulauan Seribu kini mulai tercemar minyak - minyak dari pengeboran.

2. Di - kan

Macam imbuhan gabungan yang berikutnya adalah di - kan. Umumnya, konfiks di - kan digunakan sebagai pernyataan perilaku yang disengaja. Namun, imbuhan ini bisa digunakan baik untuk kata benda, sifat, bahkan bilangan. Contohnya :

Imbuhan di - kan Dengan Kata Kerja

  • Dipisahkan : Akhirnya, perkelahian dua murid berhasil dipisahkan setelah ada guru yang datang
  • Dijauhkan : Barang - barang berbahaya seperti pisau atau korek api harus dijauhkan dari anak - anak.

Imbuhan di - kan Dengan Kata Sifat

  • Disalahkan : Atas kericuhan di stadion GBK kemarin, pendukung timnas Indonesia disalahkan oleh menteri olahraga Malaysia
  • Dirugikan : Tim nasional Indonesia bisa dirugikan atas kejadian tidak terpuji di pertandingan kemarin.

Imbuhan di - kan Dengan Kata Bilangan

  • Disatukan : Dua insan yang lama terpisah akhirnya disatukan oleh cinta.
  • Diduakan : Intan masih tidak percaya ia telah diduakan oleh kekasihnya sendiri.

3. Pe - An

Berikutnya ada konfiks pe - an. Jenis imbuhan ini digunakan untuk berbagai makna dan dapat berubah sesuai dengan kata dasarnya seperti menjadi pem - an, peng - an, dan lain - lain. Contohnya adalah :

Menyatakan Cara

  • Pelanggaran : Pelanggaran yang ia lakukan adalah menarik baju tim lawan dari belakang
  • Pengiriman : Proses pengiriman diperkirakan berlangsung selama 2 hari

Menyatakan Kejadian

  • Pencopetan : Maraknya terjadi pencopetan di stasiun kereta dalam kota membuat warga enggan menggunakan kendaraan ini.
  • Pemukulan : Pelaku pemukulan tentara telah diamankan oleh polisi setempat.

4. Ber - An

Imbuhan ber-an umumnya menggunakan kata kerja sebagai kata dasarnya. Namun, imbuhan ini juga bisa memiliki beragam makna, seperti :

Menyatakan Saling

  • Berdempetan : Penuhnya konser semalam membuat para penonton rela berdempetan.
  • Bermesraan : Banyak pasangan yang menikmati kembang api sembari bermesraan di atas jembatan.

Menyatakan Kegiatan Yang Dilakukan Banyak Orang

  • Berhamburan : Para penonton langsung berhamburan ketika hujan turun.
  • Berlompatan : Tak lama setelah kandangnya dibuka, para kelinci itu langsung berlompatan keluar kandang.

5. Se - Nya

Bentuk imbuhan gabungan yang terakhir adalah se - nya. Imbuhan ini digunakan untuk kata yang bersifat keterangan. Contoh konfiks se - nya di antaranya :

Menyatakan Yang Paling

  • Sebagus-bagusnya : Sebagus-bagusnya buku yang ia terbitkan, lebih bagus lagi buku yang kita tulis sendiri.
  • Sebanyak - Banyaknya : Bawakan aku telur ayam sebanyak - banyaknya untuk membuat masakan spesial.

Menyatakan Waktu

  • Secepatnya : Kita harus mulai peduli dengan alam dan hutan secepatnya.
  • Sesampainya : Sesampainya di kampung, Ahmad langsung menuju rumah kakeknya.

Contoh Awalan Akhiran (Konfiks) Pada Kalimat

Sebagai penutup materi, berikut ini beberapa contoh kalimat yang didalamnya mengandung konfiks :
  • Kita harus pulang secepatnya.
  • Keamanan pertandingan Indonesia versus Thailand harus benar-benar ditingkatkan.
  • Para penonton berhamburan keluar setelah mengetahui telah terjadi kericuhan.
  • Peristiwa penjambretan tersebut menewaskan 1 orang.
  • Pembangunan jembatan ini diprediksi menelan biaya yang besar.
  • Tugas tersebut dikerjakan olehnya dengan sungguh-sungguh.
  • Keduanya saling berpandangan satu sama lain.
  • Anak-anak sedang berlarian di lapangan.
  • Setibanya di rumah, aku langsung tertidur.

Baca juga : contoh infiks

Nah, demikianlah penjelasan dan contoh imbuhan awalan dan akhiran dalam bahasa Indonesia. Tidak sulit kan? Sampai jumpa pada artikel yang berikutnya.

3 komentar

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif
  1. Penulisan yg benar adalah di samping ya kak (tidak digabung) karena menunjukkan kata depan (preposisi).

    Terima kasih...

    BalasHapus
  2. Maaf minta penjelasan imbuhan ke-an dalam kata keaktifan, itu menyatakan keadaan atau menyatakan sifat

    BalasHapus
Indonesia Website Awards