https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Cara Penulisan Kata Berimbuhan yang Tepat Beserta Penjelasannya

9/23/2019
Cara penulisan kata berimbuhan yang tepat

Tahukah kamu bagaimana penulisan kata berimbuhan yang benar? Imbuhan atau yang disebut juga dengan afiks merupakan bunyi atau unsur yang ditambahkan pada awal, tengah, akhir atau awal dan akhir sebuah kata dasar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, afiks adalah bentuk terikat yang jika ditambahkan kata dasar akan mengubah makna gramatikal.

Ada 4 jenis kata imbuhan, yakni prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Masing-masing memiliki ciri-ciri yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Beberapa contoh kata imbuhan antara lain : merawat (me + rawat), jelajah (jajah + -el-), catatan (catat + an), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bagaimana Cara Penulisan Kata Berimbuhan

Penulisan afiks yang tepat dan sesuai dengan kaidah telah dijelaskan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 2015 yakni sebagai berikut :

1. Penulisan Kata Berimbuhan Ditulis Serangkai dengan Bentuk Dasarnya

Imbuhan, apapun jenisnya (awalan, akhiran, sisipan, ataupun awalan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Hal ini juga berlaku untuk imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -man, -wan -wi, dan -isme. Beberapa contohnya yaitu :
  • Saya telah berjalan sejauh 10 kilometer.
  • Bagaimana implementasi pembangunan berkelanjutan?
  • Dimana ada kemauan, di situ ada jalan.
  • Pihak Dinas PUPR melakukan perbaikan jalan berlubang di daerah tersebut.
  • Lukisan itu pasti sangat mahal harganya.
  • Semoga Tuhan selalu mempermudah urusan kita.
  • Andrey Kamaleng merupakan salah satu seniman populer saat ini.
  • Kamerawan adalah profesi yang cukup diminati saat ini.
  • Sukuisme adalah paham mementingkan suku bangsa sendiri.
  • Gerejawi adalah hal yang berhubungan dengan gereja.

2. Penulisan Bentuk Terikat Ditulis Serangkai dengan Kata yang Mengikutinya

Bentuk terikat merupakan jenis kata yang selalu digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Kecuali untuk beberapa hal berikut ini :

Bentuk terikat yang diikuti huruf kapital atau singkatan berhuruf kapital dirangkaian dengan tanda hubung (-).

Contohnya yaitu :
  • pro-Barat
  • anti-PKI
  • non-ASEAN
  • non-Indonesia
  • pan-Afrikanisme

Bentuk maha yang diikuti dengan kata turunan dan mengacu pada sifat atau nama Tuhan ditulis secara terpisah dengan huruf awal kapital.

Misalnya yaitu :
  • Mari kita berdoa kepada Tuhan yang Maha Pengasih.
  • Mari memohon ampunan kepada Tuhan yang Maha Pengampun.

Bentuk maha yang diikuti bentuk dasar yang mengacu nama atau sifat Tuhan, kecuali untuk kata esa harus ditulis serangkai.

Contohnya yaitu :
  • Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah perjalanan hidup kita.
  • Semoga Tuhan yang Maha Esa melindungi kita.

Ada banyak ragam bentuk terikat dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah kata antar yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya (antarkota, antardesa, antarpropinsi). Tak hanya itu saja, ada beberapa contoh lain dari bentuk terikat yaitu : adibusana, aerodinamika, antibiotik, bikarbonat, demoralisasi, dwiwarna, ekabahasa, ekstrakurikuler, paripurna, Pascasarjana, tunakarya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bagaimana? Sekarang udah tau kan bagaimana cara menulis kata berimbuhan itu? Silakan bagikan materi ini agar semakin banyak ilmu bahasa Indonesia didapat siswa dan siswi di Indonesia. Selamat belajar!

Author

Firdaus Deni Febriansyah

Freelance, Content Writer, Bloger, dan Kontributor di beberapa media.

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif