Daftar isi
Apa Itu Kata Sambung?
Kata sambung atau yang sering disebut sebagai kata penghubung merupakan kata yang menghubungkan satu kata dengan kata lain dan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sambung/konjungsi diartikan sebagai ungkapan atau kata yang menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.Menurut Sumarlan (2003 : 32), kata penghubung merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan menghubungkan suatu unsur satu dengan unsur lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau wacana.
Arti konjungsi menurut Kridalaksana (1994 : 102) adalah suatu kategori yang berfungsi untuk memperluas satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan atau lebih dalam suatu konstruksi. Konjungsi merupakan kata-kata yang dipakai untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat (Chaer, 1998 : 140).
Selain itu, kata sambung juga merupakan kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Alwi, dkk., 2003 : 296).
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kata sambung atau konjungsi merupakan 2 unsur kata yang saling terhubung, baik antar kata dengan kata, frase dengan frase ataupun kalimat dengan kalimat. Itulah definisi dari kelas kata yang satu ini.
Fungsi Kata Sambung
Setelah membahas pengertian dari kata sambung, kini saatnya kamu juga harus mengetahui fungsinya. Apa saja fungsi penggunaan konjungsi/kata penghubung/kata sambung?
- Sebagai penghubung suatu kata dengan kata lainnya.
- Sebagai penghubung suatu frasa dengan frasa lainnya.
- Sebagai penghubung suatu klausa dengan klausa lainnya.
- Sebagai penghubung suatu kalimat dengan kalimat lainnya.
- Sebagai penghubung suatu paragraf dengan paragraf lainnya.
Ciri-ciri Kata Sambung
Sementara itu ciri-ciri dari konjungsi antara sebagai berikut :Ciri-ciri Kata Sambung
1. Tidak Dapat Bergabung dengan Imbuhan
Kata penghubung tidak dapat digabungkan dengan afiks (imbuhan) seperti me-i, me-kan, dan di-kan. Beberapa contohnya yaitu :- Satu liter atau satu botol (benar)
- Satu liter diataukan satu botol (salah)
2. Tidak Mengandung Makna Leksikal
Makna leksikal merupakan makna kata yang sebenarnya. Dalam kata penghubung, tidak mengandung makna leksikal dan tidak punya makna yang tetap. Sebagai contoh bisa kamu lihat pada kalimat berikut : Ambilkan buku dan pensil itu.Berdasarkan contoh di atas, dapat diketahui bahwa arti konjungsi diberikan bukan oleh kata itu secara lepas, melainkan oleh kaitannya dengan kata lain dalam kalimat tersebut. Kata penghubung "dan" dalam kalimat tersebut belum punya arti jika belum ada rangkaian kata "buku dan pensil".
3. Bersifat Statis
Konjungsi bersifat tetap karena tidak akan berkurang dan juga tidak akan bertambah sampai kapanpun. Selain itu kata penghubung juga mempunyai beberapa ciri lainnya yaitu :- Bila menghubungkan antar kata, maka letaknya umumnya berada ditengah kalimat.
- Bila menghubungkan antar kalimat, maka letaknya umumnya diawal kalimat kedua.
- Memiliki subjek yang sama baik apabila menghubungkan antar kata atau antar kalimat.
- Sering diikuti dengan koma apabila menghubungkan antar kalimat.
Baca juga : ciri-ciri adverbia
Secara garis besar, kata sambung atau konjungsi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu konjungsi intrakalimat, konjungsi antar kalimat, dan konjungsi antar paragraf. Kata penghubung intrakalimat menghubungkan antara satu klausa dengan klausa lainnya (klausa induk dan klausa anak).
Sementara itu, Kata penghubung antar kalimat merupakan kata yang menghubungkan satu kata dengan kata yang lainnya, yang berada dalam kalimat berbeda. Supaya lebih paham, yuk simak pembahasannya berikut ini :
1. Konjungsi Intrakalimat
Umumnya konjungsi intrakalimat atau antar klausa diletakkan di tengah-tengah kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi menjadi dua yaitu konjungsi subordinatif dan konjungsi koordinatif. Berikut adalah penjelasannya :Konjungsi Subordinatif
Kata sambung subordinatif konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dengan status yang bertingkat. Contoh kata sambung subordinatif harus mengandung salah satu kata berikut ini : seperti, setelah, jika, andai, kalau, supaya, bagai, sejak, ketika, karena, sehingga.Konjungsi subordinatif terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang menyatakan hubungan waktu, hubungan syarat, hubungan pengandaian, hubungan tujuan, hubungan konsesif, dan lain sebagainya.
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan kata sambung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang sederajat. Contoh kata sambung koordinatif mengandung salah satu kata dari : dan, melainkan, padahal, lalu, kemudian, tetapi, atau, sedangkan.Konjungsi Korelatif
Kata penghubung korelatif menghubungkan dua klausa atau lebih yang sederajat. Dan dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Contoh kata sambung korelatif mengandung salah satu kata berikut ini :- Tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- Baik … maupun …
- Entah … entah …
- Jangankan …, …pun .
- Bukan hanya …, melainkan …
- Apa(kah) … atau …
- (Se)demikian (rupa) … sehingga…
2. Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi yang menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya ini digunakan untuk menyatakan contoh yang berbeda. Contoh kata penghubung antar kalimat biasanya ditandai dengan salah satu kata berikut ini : oleh karena itu, kecuali itu, selain itu, sesudah itu, sebaliknya, namun, sebelum itu, akan tetapi, dengan demikian.3. Konjungsi Antar Paragraf
Konjungsi juga menghubungkan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya secara koheren. Kata hubung yang biasa digunakan adalah terlebih lagi, oleh karena itu, berdasarkan, jadi, dan lain sebagainya. Contohnya yaitu :Suci adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama orang lain, termasuk ayah, ibu, dan teman-temannya. Meskipun anak tunggal, Suci tidak pernah manja justru selalu membantu pekerjaan ibu tanpa di minta. Namun sekarang semua tinggal kenangan. Keluarga Suci mengalami kecelakaan parah. Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Suci yang bisa diselamatkan. Beruntung dia dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak. Berdasarkan cerita masyarakat, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong. Akan tetapi posisi ayah dan ibu Suci yang terjepit membuat evakuasi sangat sulit.
Contoh Kata Sambung dalam Kalimat
Sebagai penutup, berikut saya berikan beberapa contoh dari konjungsi yang ada pada sebuah kalimat.Contoh Kata Sambung dalam Kalimat
- Baik anak kandung maupun anak tiri, kedua orangtuanya selalu memperlakukan secara adil.
- Jangankan menunggu hingga malam hari, tidak tidur pun ibu pasti bakal melakukannya.
- Tidak hanya ibu yang selalu mendidikmu, tetapi ayah juga selalu berada di belakangmu.
- Entah digoreng entah direbus, telur tetap menjadi makanan favoritku.
- Sekolah itu ditutup karena ada permasalahan sengketa lahan.
- Walaupun sibuk, ayah tetap meluangkan waktu menjemputku di sekolah.
- Meskipun lelah, ia tetap semangat dalam bekerja.
- Ayah selalu bekerja setiap hari sehingga kita tidak pernah kelaparan.
- Budi memukul Tonk karena menghinanya di depan teman-temannya.
- Saya rajin belajar supaya menjadi siswa berprestasi.
- Ayah menyuruhku pergi dari rumah supaya aku belajar mandiri.
Membangun
BalasHapus