Kalimat konotasi diartikan sebagai kalimat yang bukan merupakan makna sebenarnya dan merujuk pada hal lain. Menurut Waridah, 2008:294, arti konotasi adalah makna jenis-jenis kata yang didasarkan pada perasaan dan pikiran seseorang.
Sementara itu menurut Warriner, 1977: 602, konotasi merupakan asosiasi-asosiasi atau kesan-kesan yang bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau arti utamanya.
Konotasi juga sering disebut sebagai makna kiasan. Biasanya kalimat konotasi banyak ditemukan di karya sastra seperti novel, Cerpen, ataupun puisi. Tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat di buku bahasa Indonesia atau buku-buku lainnya.
Baca materi ini terlebih dahulu untuk mengetahui perbedaan mendasar konotasi dan denotasi.
Jenis-jenis Konotasi
Konotasi terbagi lagi menjadi 2 jenis, yakni konotasi positif dan konotasi negatif. Berikut masing-masing penjelasannya :1. Konotasi Positif
Disebut juga semakin konotasi baik yang merupakan kalimat Konotasi yang mengandung makna positif. Kalimat yang satu ini dianggap memiliki nilai rasa yang lebih tinggi. Konotasi ini terdiri atas 2 macam yakni Konotasi tinggi dan konotasi ramah.2. Konotasi Negatif
Konotasi negatif merupakan lawan dari konotasi positif, yakni kalimat konotasi yang mengandung makna negatif. Kalimat ini dianggap kurang pantas dan dapat menyinggung orang. Konotasi negatif masih dibedakan lagi menjadi konotasi berbahaya, konotasi kasar, konotasi keras, konotasi tidak pantas, dan konotasi tidak enak.
Baca juga : materi peribahasa lengkap
Fungsi Konotasi
Ada beberapa fungsi dari kalimat konotasi, antara lain yaitu :- Memperindah dan memperhalus sebuah tuturan.
- Menunjukkan rasa marah kepada orang lain.
- Menunjukkan rasa tidak suka kepada orang lain.
- Meningkatkan intensitas makna.
Baca juga : 5 fungsi bahasa
Contoh Kalimat Konotasi
Guna menambah pemahaman kalian tentang kalimat konotasi, berikut ini saya berikan beberapa contoh kalimat konotasi beserta artinya :- Aku bisa menangkap perkataanmu (menangkap: mengerti, mamahami).
- Emosi Anggi meluap mengetahui adiknya dibuli (meluap : menjadi-jadi).
- Sebaiknya jangan telalu dini menuduh orang lain (dini : cepat).
- Anda masih hijau dalam pekerjaan ini (hijau: belum berpengalaman).
- Suhu politik tanah air semakin memanas (memanas : tegang).
- Hati Zahra hancur melihat kekasihnya bersama orang lain (hancur : sangat sedih).
- Aku sudah terlalu sering mengalami hal pahit dalam hidup (pahit : tidak menyenangkan hati).
- Pemilihan RT tadi pagi berjalan panas (panas : suasana tegang).
- Jangan pernah lari dari masalah (lari : menghindar).
- Zahra semakin gerah dengan sikap Budi (gerah : tidak nyaman).
- Setalah kepergian anaknya, beliau menjadi murung bagai tenggelam dalam nestapa (tenggelam dalam nestapa : sedih terus menerus).
- Pemain Arema Fc harus gigit jari ketika kalah dengan Borneo Fc (gigit jari : kecewa)
- Timnas Malaysia harus menelan pil pahit setelah dilibas Timnas Indonesia (dilibas : dikalahkan, pil pahit : kekecewaan).
- Artis itu bermain mata dengan penggemarnya (bermain mata : lirik sana lirik sini).
- Anak adalah darah daging yang harus di jaga terutama oleh kedua orang tuanya (darah daging : keturunan).
- Saya memilih tutup mulut dan tidak ikut mencampuri urusan orang lain (tutup mulut : tidak mau berbicara).
- Dia hidup sebatang kara di rumah tua itu (sebatang kara : sendiri).
- Pelaku pencurian belum mau membuka mulut soal kasus yang menimpanya (membuka mulut : berbicara).
- Tukang koran banting stir menjadi seorang pegawai rumah sakit (banting stir : beralih profesi).
- Tentara harus turun tangan dalam mengevakuasi korban bencana (turun tangan : ikut membantu).
- Hadapi setiap permasalahan dengan kepala dingin (kepala dingin = sabar, tenang).
- Rudi sangat menyukai makanan telur mata sapi (telur mata sapi = telur ceplok).
- Kasus pencucian tersebut telah disidangkan di meja hijau (meja hijau = pengadilan).
- Aku tidak mau berpangku tangan walau ayah adalah saudagar kaya (berpangku tangan = tidak berbuat apa-apa).
- Akal bulus Jarwo telah terlihat sedari kemarin (akal bulus = tipu muslihat yang licik).
- Hafiz tetap bersabar menghadapi orang yang besar kepala.
- Bukannya melerai perkelahian, orang itu justru mengadu domba (adu domba = memecah belah).
- Dengan berat hati, Pak Jokowi meninggalkan istrinya sendirian di rumah (berat hati = tidak tega).
- (besar kepala = sombong, angkuh).
- Priyatno naik darah ketika dirinya dituduh mencuri motor Paijo (naik darah = marah).
- Rumah tersebut dilalap si jago merah karena konsleting listrik (si jago merah = api kebakaran).
- Dia cuci tangan dari masalah ini (cuci tangan = lepas tanggung jawab).
Itulah beberapa contoh kalimat konotasi dan juga artinya, semoga bermanfaat dan terima kasih. Bila ada yang ingin ditanyakan, mari langsung saja bertanya di kolom komentar.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif