Sebelumnya Mimin sudah sedikit mengulas tentang biografi Buya Hamka, untuk kali ini biografi Pramoedya Ananta Toer akan mimin bahas, termasuk perjalanan dan kisah hidupnya yang sangat menginspirasi banyak orang. Pramoedya Ananta adalah seorang sastrawan besar tanah air yang sudah menghasilkan lebih dari 50 karya sepanjang hidupnya. Beliau merupakan pengarang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang karyanya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.
Biografi Pramoedya Ananta Toer
Daftar isi
Seperti baru saja saya singgung, Ayah Promoedya bernama Mastoer Imam Badjoeri yang berprofesi sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta dan ibunya yang Saidah bekerja yang bekerja sebagai penghulu di daerah Rembang. Beliau memiliki seorang istri cantik bernama Maemunah dan dikaruniai 8 orang anak. (Astuti Ananta Toer, Setyaning Rakyat Ananta Toer, Poedjarosmi, Etty Indriarti, Yudisthira Ananta Toer, Tatyana Ananta Toer, Arina Ananta Toer, dan Anggraini)
1. Pendidikan Pramoedya Ananta Toer
Sekolah Taman Siswa |
Ada cerita menarik saat beliau menempuh pendidikan di Radio Vakschool (Sekolah Teknik Radio Surabaya), dimana Pramoedya sempat hampir gagal dalam ujian praktik karena keterbatasan biaya. Namun pada akhirnya berhasil lulus dengan nilai yang tergolong cukup baik. Ketika itu adalah masa-masa terjadi perang dunia kedua di Asia dan beliau tidak pernah menerima ijazahnya.
Kemudian di bulan Mei 1942 Pramoedya Ananta Toer mulai menempuh pendidikan di Taman Siswa tahun 1942-1943, mengikuti kursus di Sekolah Stenografi dari tahun 1944 hingga 1945 dan melanjutkan studi kuliah di Sekolah Tinggi Islam Jakarta mata kuliah Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah. Sembari belajar, Pramoedya juga bekerja di Kantor Berita Domei. Sejak saat itu, beliau sudah berhasil menghasilkan berbagai karya sastra seperti novel, cerpen, puisi dan juga artikel.
2. Karir Pramoedya Ananta Toer
Perjalanan karir Pramoedya setelah bekerja di Kantor Berita Domei berlanjut dengan menjadi reporter dan editor untuk Majalah Sadar di Jakarta pada tahun 1947. Selain itu karir beliau berlanjut menjadi seorang editor di Departemen Literatur Modern Balai Pustaka, Jakarta, sejak tahun 1951 hingga 1952. Tak berhenti sampai disitu saja, Pramoedya juga pernah menjadi editor di Departemen Literatur Modern Balai Pustaka, Jakarta, pada tahun 1951-1952 dan di Surat Kabar Lentera, Bintang Timur, Jakarta dari tahun 1962 sampai 1965.Baca juga : Teori kemunculan bahasa
3. Kisah Hidup Pramoedya Selama Menjadi Penulis
Beberapa karya beliau pernah distop peredarannya karena dianggap menganggu keamanan negara pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto. Di tahun 60-an, beliau pernah ditahan pemerintahan Soeharto akibat opini pro-komunis Tiongkoknya. Buku yang berjudul Hoakiau yang beliau tulis ditahan dan dicabut peredarannya tanpa proses pengadilan terlebih dahulu. Pramoedya Ananta Toer dipenjara di Nusakambangan dan akhirnya dipindahkan ke pulau Buru di kawasan timur Indonesia.
Baca juga : mengenal sosok Chairil Anwar
4. Karya Pramoedya
- Bumi Manusia 1980
- Jejak Langkah 1985
- Gadis Pantai 1987
- Arok Dedes 1999
- Arus Balik 1995
- Larasati 2000
- Rumah Kaca 1988
- Anak Semua Bangsa 1980
5. Penghargaan yang Pernah Didapatkan
Sepanjang hidupnya, Pramoedya sudah sering kali mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya yang sangat berpengaruh. Beberapa penghargaan tersebut diantaranya :- Freedom to Write Award dari PEN American Center, Amerika Serikat tahu 1988
- Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, Amerika Serikat tahun 1989
- Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda pada tahun 1995
- Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina tahun 1995
- UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" dari UNESCO, Perancis pada tahun 1996
- Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS tahun 1999
- Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS tahun 1999
- Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis tahun 1999
- New York Foundation for the Arts Award, New York, AS tahun 2000
- Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang tahun 2000
- Centenario Pablo Neruda, Chili tahun 2004
- The Norwegian Authors Union tahun 2004
Baca juga : Biografi Buya Hamka
6. Wafatnya Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer meninggal, sumber gambar : today.line.me |
Biografi lainnya : Buya Hamka
0 komentar