https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Biografi Pramoedya Ananta Toer, Seperti Apakah Kisah Hidup Beliau?

3/22/2019
Biografi Pramoedya Ananta Toer

Sebelumnya Mimin sudah sedikit mengulas tentang biografi Buya Hamka, untuk kali ini biografi Pramoedya Ananta Toer akan mimin bahas, termasuk perjalanan dan kisah hidupnya yang sangat menginspirasi banyak orang. Pramoedya Ananta adalah seorang sastrawan besar tanah air yang sudah menghasilkan lebih dari 50 karya sepanjang hidupnya. Beliau merupakan pengarang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang karyanya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.

Biografi Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 6 Februari 1925 dan telah tutup usia sejak tanggal 30 April 2006 di Jakarta. Sejatinya nama asli dari Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, tetapi karena nama keluarga Mastoer (yang merupakan nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggantinya dengan "Toer" sebagai nama keluarganya.

Seperti baru saja saya singgung, Ayah Promoedya bernama Mastoer Imam Badjoeri yang berprofesi sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta dan ibunya yang Saidah bekerja yang bekerja sebagai penghulu di daerah Rembang. Beliau memiliki seorang istri cantik bernama Maemunah dan dikaruniai 8 orang anak. (Astuti Ananta Toer, Setyaning Rakyat Ananta Toer, Poedjarosmi, Etty Indriarti, Yudisthira Ananta Toer, Tatyana Ananta Toer, Arina Ananta Toer, dan Anggraini)

1. Pendidikan Pramoedya Ananta Toer

Sekolah Taman Siswa

Pramoedya mulai bersekolah di Sekolah Institut Boedi Utomo di Blora. Di sekolah tersebut, walaupun ayahnya sendiri menjadi seorang pendidik tetapi Pramoedya tercatat beberapa kali beliau tidak naik kelas. Setelah lulus dari sana, beliau melanjutkan studinya ke Sekolah Teknik Radio Surabaya selama 1 tahun 6 bulan dari 1940 hingga 1941.

Ada cerita menarik saat beliau menempuh pendidikan di Radio Vakschool (Sekolah Teknik Radio Surabaya), dimana Pramoedya sempat hampir gagal dalam ujian praktik karena keterbatasan biaya. Namun pada akhirnya berhasil lulus dengan nilai yang tergolong cukup baik. Ketika itu adalah masa-masa terjadi perang dunia kedua di Asia dan beliau tidak pernah menerima ijazahnya.

Kemudian di bulan Mei 1942 Pramoedya Ananta Toer mulai menempuh pendidikan di Taman Siswa tahun 1942-1943, mengikuti kursus di Sekolah Stenografi dari tahun 1944 hingga 1945 dan melanjutkan studi kuliah di Sekolah Tinggi Islam Jakarta mata kuliah Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah. Sembari belajar, Pramoedya juga bekerja di Kantor Berita Domei. Sejak saat itu, beliau sudah berhasil menghasilkan berbagai karya sastra seperti novel, cerpen, puisi dan juga artikel.

2. Karir Pramoedya Ananta Toer

Perjalanan karir Pramoedya setelah bekerja di Kantor Berita Domei berlanjut dengan menjadi reporter dan editor untuk Majalah Sadar di Jakarta pada tahun 1947. Selain itu karir beliau berlanjut menjadi seorang editor di Departemen Literatur Modern Balai Pustaka, Jakarta, sejak tahun 1951 hingga 1952. Tak berhenti sampai disitu saja, Pramoedya juga pernah menjadi editor di Departemen Literatur Modern Balai Pustaka, Jakarta, pada tahun 1951-1952 dan di Surat Kabar Lentera, Bintang Timur, Jakarta dari tahun 1962 sampai 1965.

Baca juga : Teori kemunculan bahasa

3. Kisah Hidup Pramoedya Selama Menjadi Penulis


Perjalanan karirnya sebagai seorang penulis berjalan tak selalu berjalan mulus. Banyak rintangan dan hambatan yang harus beliau rasakan. Ada sebuah cerita dimana Pramoedya sering keluar masuk penjara. Pram, panggilan akrab Pramoedya pernah dipenjara selama 3 tahun pada masa kolonial Jepang dan 1 tahun pada masa orde lama. Kemudian selama orde baru beliau kembali ditahan selama 14 tahun sebagai tahanan politik. Namun tanpa proses pengadilan terlebih dahulu.

Beberapa karya beliau pernah distop peredarannya karena dianggap menganggu keamanan negara pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto.  Di tahun 60-an, beliau pernah ditahan pemerintahan Soeharto akibat opini pro-komunis Tiongkoknya. Buku yang berjudul Hoakiau yang beliau tulis ditahan dan dicabut peredarannya tanpa proses pengadilan terlebih dahulu. Pramoedya Ananta Toer dipenjara di Nusakambangan dan akhirnya dipindahkan ke pulau Buru di kawasan timur Indonesia.

Baca juga : mengenal sosok Chairil Anwar

4. Karya Pramoedya


Sepanjang hidupnya, beliau telah berhasil menulis lebih dari 50 buku baik cerpen, novel, maupun puisi. Tak sekadar itu, novel-novel Pram bahkan menjadi buku bacaan wajib dan menjadi bahan ajar wajib sekolah-sekolah dan universitas di luar negeri. Berikut ini beberapa karya sastra Pramoedya Ananta Toer yang paling populer.

  • Bumi Manusia 1980
  • Jejak Langkah 1985
  • Gadis Pantai 1987
  • Arok Dedes 1999
  • Arus Balik 1995
  • Larasati 2000
  • Rumah Kaca 1988
  • Anak Semua Bangsa 1980

5. Penghargaan yang Pernah Didapatkan

Sepanjang hidupnya, Pramoedya sudah sering kali mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya yang sangat berpengaruh. Beberapa penghargaan tersebut diantaranya :

  • Freedom to Write Award dari PEN American Center, Amerika Serikat tahu  1988
  • Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, Amerika Serikat tahun 1989
  • Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda pada tahun 1995
  • Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina tahun 1995
  • UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" dari UNESCO, Perancis pada tahun 1996
  • Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS tahun 1999
  • Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS tahun 1999
  • Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis tahun 1999
  • New York Foundation for the Arts Award, New York, AS tahun 2000
  • Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang tahun 2000
  • Centenario Pablo Neruda, Chili tahun 2004
  • The Norwegian Authors Union tahun 2004
Sumber : Wikipedia

Baca juga : Biografi Buya Hamka

6. Wafatnya Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer meninggal, sumber gambar : today.line.me

Beliau masih aktif menulis hingga menjelang ajalnya. Namun kebiasaan Pramoedya yang gemar merokok membuat kesehatannya semakin menurun sejak 27 April 2006. Berlaku didiagnosis menderita radang paru-paru plus kompilasi jantung, ginjal, dan paru-paru. Keluarga sempat berusaha membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Namun kondisinya justru semakin memburuk dan pada akhirnya beliau tutup usia pada 30 April 2006 di Jakarta dalam usianya yang ke 81 tahun.

Biografi lainnya : Buya Hamka

Penutup 

Itulah sedikit biografi Pramoedya Ananta Toer, kita dapat memetik banyak pelajaran dari kisah hidup beliau yang tetap membuat karya spektakuler meskipun menjadi pesakitan di dalam penjara. Terlepas dari segala kontroversialnya, harus kita akui bahwa beliau merupakan salah satu Sastrawan terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Sekian dan silakan bagikan ke orang lain apabila konten ini bermanfaat ya, terima kasih.

Author

Firdaus Deni Febriansyah

Freelance, Content Writer, Bloger, dan Kontributor di beberapa media.