Walaupun ada ribuan topik yang bisa diangkat sebagai sebuah cerita, cara menentukan tema cerita sering kali tidak semudah yang kita kira. Justru kemungkinan tanpa batas inilah yang membuat kita bingung harus menulis cerita bertema apa.
Kebalikannya, kunci dari membuat sebuah karya yang otentik adalah dengan membatasi diri dari probabilitas yang terlalu banyak.
Hal ini jugalah yang membuat tema novel, drama, maupun cerita pendek harus ditentukan sejelas mungkin. Sehingga alur di dalam cerita tersebut tidak membahas hal-hal di luar topik utama yang membuat pembaca bingung tentang isi dari bacaan mereka.
5 Cara Menentukan Tema Cerita Lewat Limitasi
Menentukan tema cerita/Bobo Grid |
Lewat Observasi Sehari-hari
Sebanyak-banyaknya masalah, tragedi, isu sosial, dan kejadian di masyarakat, hanya ada sebagian besar dari kejadian tersebut yang bisa kita alami secara langsung. Inilah salah satu contoh membatasi imajinasi ke dalam skala tertentu agar kita bisa memperhatikan lebih detil masing-masing opsi.
Contohnya karena di media sosial dan internet ada banyak sekali isu sosial yang dibicarakan, cobalah kunjungi taman, menggunakan ojek online, atau naik angkutan umum.
Di ketiga tempat tersebut, ada isu sosial yang lebih spesifik dan bisa kita perhatikan dengan lebih dekat. Misalnya kemacetan, sampah, pelecehan terhadap penumpang wanita, dan semacamnya.
Karena pilihannya lebih sedikit, kita bisa pilih mana yang paling menarik, paling dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, atau paling penting untuk disuarakan lewat cerita beralur.
Mengambil Tema dari Keresahan Diri Sendiri
Cara menentukan tema cerita yang kedua ini juga sama-sama tentang observasi oleh kita sebagai penulis. Bedanya, kita mengobservasi ke dalam diri kita, apa permasalahan yang paling mengganjal di pikiran kita.
Ada banyak tema novel dari keresahan sang penulis yang menjadi best seller. Contohnya "Dari Merem ke Melek" dan "Ngenest" karya Ernest Prakasa, atau "Imprefect" karya Meira Anastasia.
Tema Berdasarkan Hal yang Disukai Pribadi
Berbeda dengan kedua cara sebelumnya, cara satu ini lebih mengedepankan apa yang penulis suka. Misalnya kita suka membaca novel horor, maka kita bisa coba menulis karya dengan tema serupa.
Cara ini sangat cocok untuk penulis pemula, sebab menulis tema yang kita sukai akan terasa lebih menyenangkan. Di sisi lain, kita tetap bisa belajar banyak dan merasa lebih familiar tentang alur kerja sebagai penulis.
Mengadaptasi Tema Cerita Rakyat ke Versi Modern
Pernahkah kalian membaca sebuah cerita yang sebenarnya mirip dengan cerita rakyat, novel jaman dulu, atau dari cerita teater. Contohnya seperti "The Lion King" yang mirip dengan tema pada cerita "Hamlet".
Ini adalah cara menentukan tema cerita melalui adaptasi cerita rakyat ke versi modern.
Contoh lainnya bisa kita lihat pada cerita Peter Pan yang mengadaptasi cerita rakyat berjudul "The Boy Who Wouldn't Grow Up"
Menulis Tema Berdasarkan Kesukaan Pembaca
Terakhir, kita bisa melihat apa cerita yang disukai pembaca dan mencoba membuat versi kita sendiri.
Pembaca Indonesia biasanya punya beberapa tema favorit secara umum, seperti:
- Kisah cinta
- Horor
- Pembunuhan atau thriller
- Sci-fi
Menulis cerita dengan tema yang disukai pembaca bisa berarti menulis apa yang sebenarnya tidak kita suka. Tapi cara ini bisa memperbesar peluang diperhatikan oleh komunitas maupun pasar pembaca buku agar nama kita semakin terkenal.
Jadi kunci dari cara menentukan tema cerita adalah limitasi. Walaupun sudah menggunakan 5 cara di atas, pasti tetap akan ada beberapa pilihan tema untuk kita tulis. Jadi kita bisa mulai dengan tema yang paling disukai dari opsi tersebut, paling banyak peminatnya, atau paling kita mengerti.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif