Tidak seperti tokoh baik dan jahat, tokoh statis tidak bedakan berdasarkan watak tokohnya. Bukan juga tokoh yang dibedakan berdasarkan porsi kemunculannya seperti tokoh utama, sampingan, dan antagonis. Justru, tokoh ini dikategorikan berdasarkan pengembangannya.
Karena tokoh dalam cerita adalah elemen paling penting yang membuat pembaca merasa tertarik terhadap alur dan narasi di dalamnya, maka kita perlu mengembangkan karakter tersebut melalui serangkaian peristiwa.
Nah, dari pengembangan karakter tersebut lahirlah tokoh statis dan dinamis. Mari kita mulai pembahasannya dari pengembangan karakter secara statis terlebih dulu.
Pengertian Tokoh Statis
Beberapa dari kita pasti pernah membaca atau menonton film dimana sang tokoh utama berubah dari orang lemah menjadi ora yang kuat, dari orang yang ceroboh menjadi orang yang cekatan, dari tokoh pemalas jadi tokoh yang giat, dan lain-lain.
Begitu juga tokoh antagonis yang berubah menjadi baik di akhir cerita.
Itulah contoh tokoh yang mengalami perubahan melalui pengembangan karakter. Sedangkan tokoh statis adalah kebalikan dari semua contoh di atas.
Sering kali kita keliru dan menganggap karakter statis adalah karakter yang flat dan membosankan. Padahal faktanya, ada banyak tokoh statis yang menjadi protagonis utama di novel karya penulis terkenal. Kita akan sebutkan beberapa contohnya nanti.
Perbedaan Tokoh Statis dan Dinamis
Seperti yang sudah dikatakan tadi, tokoh tanpa karakteristik yang berkembang disebut statis. Sedangkan tokoh yang berubah seiring berjalannya narasi disebut tokoh dinamis.
Setiap karakter sendiri pasti punya potensi untuk dikembangkan karakteristiknya. Artinya karakter statis pun bisa punya pendalaman karakter, hanya saja tidak ada perubahan dari segi kepribadian sejak awal hingga akhir cerita.
Tokoh Statis Bisa Jadi Tokoh Utama dalam Cerita
Sebelum menjelaskan tentang tokoh utama yang punya karakter statis, kita akan jelaskan dulu perbedaan static character dan flat character.
Flat character adalah tokoh yang tidak punya kepribadian sama sekali. Atau, sang penulis tidak menunjukan kepribadian apapun dari tokoh tersebut. Sebab jenis tokoh dalam cerita ini sifatnya memang tidak begitu penting atau sekedar figuran.
Sedangkan static character adalah tokoh yang punya kepribadian, namun tidak berubah sama sekali.
Sering kali tokoh statis diposisikan sebagai tokoh deuteragonist agar membuat sang protagonis terlihat mencolok. Meskipun begitu, ada juga novel seperti Sherlock Holmes yang mana kedua tokoh protagonis dan deuteragonisnya sama-sama statis.
Karakter dengan kepribadian statis ini juga sering kita temui sebagai antagonis. Contohnya Voldemort dalam novel Harry Potter, dimana ia diperkenalkan sebagai tokoh berkepribadian kejam dan berakhir sebagai tokoh kejam juga.
Contoh Tokoh Statis dalam Karya Naratif Modern
Agar lebih paham tentang penjelasan kepribadian statis dalam cerita, kita akan sebutkan contoh tokoh statis yang berperan sebagai protagonis, antagonis, maupun cameo.
Captain Hook
Mirip seperti Voldemort, Captain Hook dari cerita anak Peter Pan adalah tokoh statis yang berperan sebagai antagonis.
Captain Hook diperkenalkan sebagai tokoh bajak laut jahat dan berakhir juga sebagai tokoh penjahat di dalam cerita tersebut.
Walaupun dijelaskan mengapa Captain Hook melakukan kejahatannya sebagai pendalaman karakter, kepribadiannya tidak berubah di masa lalu dan masa kini.
Captain America
Baik dalam versi komik maupun film, Captain America punya satu kepribadian yang sama. Yaitu ingin menolong banyak orang dan ingin mengabdi ke negaranya.
Kita bisa bandingkan dengan tokoh pahlawan lain yang punya sifat dinamis seperti Iron Man alias Tony Stark.
Di film Iron Man pertama hingga The Avengers, tokoh Tony Stark berkembang dari pengusaha angkuh, menjadi pahlawan yang hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri, ke pahlawan yang menyelamatkan dunia tanpa mengambil keuntungan secara langsung.
Sedangkan kepribadian Captain America di filmnya sendiri maupun dalam The Avenger sama-sama ingin menyelamatkan orang lain.
Professor McGonagall
Selanjutnya ada tokoh dengan kepribadian statis dan berperan sebagai cameo dalam novel Harry Potter, yaitu Professor McGonagall.
Sebenarnya hampir semua guru dan pengurus sekolah di novel ini adalah tokoh static. Kecuali tokoh penting seperti Professor Snape, Dumbledore, dan lain-lain yang mendapatkan perkembangan karakter dinamis.
Kita kategorikan Professor McGonagall sebagai tokoh cameo statis karena kemunculannya cukup banyak hingga tidak termasuk tokoh flat. Ia juga punya kepribadian, yaitu guru yang tegas. Tapi dari awal hingga akhir seri novel Harry Potter, pengetahuan kita tentang kepribadiannya tidak bertambah sama sekali.
3 Cara Menulis Tokoh Statis yang Menarik
Ketika menulis tokoh statis, kita akan dihadapkan dengan kendala tokoh tersebut tidak menarik bagi pembaca. Padahal keberadaan tokoh ini sangat penting, baik untuk menonjolkan tokoh lain maupun sebagai tokoh utama.
Oleh karena itu cobalah 3 tips menulis tokoh statis yang menarik berikut ini.
1. Pikirkan Alasan Mengapa Seseorang Tidak Mau Berubah
Di dunia nyata pun kita pasti punya teman atau saudara yang sifatnya tidak berubah sama sekali. Jika dulu periang, sekarang tetap periang, dulu penakut sekarang tetap penakut, dan lain-lain.
Bisa jadi orang tersebut selalu terlihat riang karena ia tidak mau membuat orang disekitarnya merasa sedih. Bisa jadi orang tersebut penakut karena trauma di masa lalu. Bisa jadi seseorang tidak mau berubah karena memang tidak ada alasan yang memaksa tokoh tersebut untuk berubah.
Alasan seperti ini membuat tokoh tanpa perkembangan karakter bisa jadi menarik karena nyata dan punya alasan masuk akal.
2. Kembangkan Alasan Tersebut Menjadi Backstory
Backstory atau cerita masa lalu adalah metode pengembangan tokoh dinamis maupun statis. Khusus untuk contoh kali ini, kita akan jelaskan bagaimana cara penerapannya untuk pengembangan tokoh static.
Misalnya ada tokoh deuteragonis yang manja dan tidak bisa apa-apa. Sebab, ia lahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya.
Orang tuanya selalu memberikan apa yang ia mau. Sehingga ketika sudah dewasa pun, ia masih membawa sifat yang sama ke kehidupan pekerjaannya.
3. Buat Kepribadian yang Menarik
Kita bisa lihat bagaimana tokoh Sherlock Holmes tetap menarik sebagai tokoh utama walaupun tidak berkembang dari segi kepribadian. Sebab dari awal, ia memang sudah punya kepribadian yang menarik dan unik.
Memang tidak mudah melahirkan tokoh dengan kepribadian unik seperti ini.
Kebalikan dari alasan yang masuk akal, kepribadian unik justru datang dari sesuatu yang tidak ada di dunia nyata. Misalnya karakter pemain basket yang punya fisik lemah dan pendek tapi kemampuan berpikirnya sangat cepat, motivator yang tidak bisa meyakinkan orang dari omongannya tapi semua yang ia ucapkan benar-benar terjadi, dan semacamnya.
Menulis tokoh statis bisa menjadi eksperimen menyenangkan dalam membuat cerita pendek. Sebab cerita pendek punya porsi alur yang cukup untuk membuat pembaca tertarik pada tokoh tertentu tanpa harus mengembangkan kepribadiannya secara dinamis.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif