Menggunakan alur mundur pada sebuah cerita memang tidak semudah menulis alur maju. Sebagai manusia, kita biasa menjalani hidup dari masa kini ke masa depan sesuai dengan hukum berjalannya waktu.
itulah mengapa, menulis cerita beralur mundur alias alur regressive akan memunculkan keunikan tersendiri di mata pembaca. Kita sebagai penulis pun harus mempelajari bagaimana cara menulis cerita dengan latar waktu yang berjalan secara terbalik, tapi bisa dimengerti oleh pembaca dan tetap menarik.
Pengertian Alur Mundur
Bukan berarti cerita ditulis seolah-olah dalam dunia dimana waktu bergerak mundur. Melainkan runtutan peristiwa yang terjadi di dalam narasi berawal dari peristiwa di masa depan, kemudian ke masa lalu, dan berjalan lagi dari masa lalu ke masa kini.
Alur atau plot mudur pernah dibahas oleh Burhan Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa alur mundur adalah cara penulisan dengan teknik sorot-balik atau flashback, dimana urutan kejadian di karya tersebut sifatnya regresif atau mundur secara berurutan.
Kita bisa melihat banyak narasi dengan plot regresif pada kisah legenda, sejarah, atau cerita tentang kejadian di masa lalu.
Ciri-ciri Alur Mundur
Penulisan Narasi Diawali di Tengah Konflik, Masa Kini, atau Anti Klimaks
Ciri cerita beralur mundur yang pertama adalah penulisan narasi di awali pada peristiwa yang letak latar waktunya berada di masa kini. Tidak jarang penulis yang mengawali cerita di tengah konflik utama dalam karya tulis mereka.
Narasi kemudian dilanjutkan dengan menceritakan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi secara runtut di masa lalu.
Seperti itulah contoh sederhana menulis cerita dengan alur regresif.
90% Narasi Berlatar di Masa Lampau
Kalian mungkin pernah mendengar cerita alur maju mundur. Walaupun sama-sama punya bagian dimana peristiwa terjadi di masa lalu, alur maju mundur dengan cerita beralur mundur saja adalah dua teknik penulisan yang berbeda.
Pada cerita dengan alur maju mundur, porsi peristiwa yang terjadi di masa lalu dan masa kini kurang lebih seimbang. Kadang ada juga penulis yang mencampurkan kejadian di masa lalu, kemudian kembali ke masa kini, lalu balik lagi ke masa lalu dan seterusnya.
Sedangkan untuk cerita beralur regresif, 90% peristiwa pada narasi tersebut terjadi di masa lalu. Kemudian latar waktunya berjalan ke depan hingga sampai di masa kini.
Punya Konflik yang Kompleks
Salah satu penyebab mengapa penulis memilih teknik penulisan cerita beralur mundur adalah untuk meningkatkan rasa penasaran pembaca terhadap konflik yang dialami setiap karakter.
Oleh sebab itu, konflik dibuat lebih kompleks agar bisa memenuhi ekspekstasi pembaca yang sudah menebak-nebak mengapa peristiwa di bagian pembuka bisa terjadi.
Bukan berarti juga cerita beralur mundur hanya bisa digunakan untuk kisah bergenre kriminal, misteri, atau detektif. Buktinya, novel "Di Bawah Lindungan Ka'bah" karya Buya Hamka yang bergenre drama juga bisa ditulis dengan alur regresif.
Setiap Transisi Latar Waktu Memberi Kontribusi pada Jalannya Cerita
Satu hal yang membuat menulis narasi beralur mundur lebih sulit dibandingkan alur maju adalah pembaca secara tidak langsung sudah tahu bagaimana cerita akan berakhir. Lalu, tugas kita sebagai penulis adalah membuat pembaca tetap mendapatkan kejutan sebelum mencapai bagaian akhir yang sudah mereka ketahui.
Itulah mengapa setiap transisi latar waktu, konflik, dan peristiwa di dalam cerita beralut mundur harus memberi kontribusi sesuai dengan ending dari narasi tersebut.
Jika fase dari awal peristiwa di masa lalu ke masa kini terlalu cepat, atau ada bagian yang tidak jelaskan alias plot hole, pembaca bisa bingung dan malah merasa kecewa setelah menamatkan cerita tersebut.
Apakah Setiap Cerita Sejarah dan Biografi Pasti Beralur Mundur?
Sebelumnya kita sebutkan bahwa kebanyakan karya tulis yang sifatnya menceritakan peristiwa di masa lalu selalu menggunakan alur regresif. Sebenarnya, ada juga cerita biografi dan sejarah yang menggunakan alur maju bahkan campuran alias maju mundur.
Semua ini tergantung ke teknik yang ingin digunakan penulis dalam menyampaikan cerita tersebut.
Contoh Alur Regresif dalam Narasi Singkat
Agar kalian lebih paham tentang penulisan beralur mundur, kita akan buat narasi singkat di bawah ini.
Contoh Narasi Beralur Regresif
Seorang pria berkulit keriput tengah duduk di teras rumahnya. Sambil merasakan hangatnya sinar matahari sore, ia teringat akan kawan-kawan di kampung halamannya.
Tanggal 30 Oktober, terdengar langit di kota tercintanya dipenuhi oleh raungan suara sirine dari sana-sini. Terdengar seorang pria bertriak menyerukan kepada rakyat Surabaya untuk tidak takut akan suara baling-baling helikopter yang menyelimuti langit siang hari itu.
Hingga berminggu-minggu, suara dan atmosphere yang sama tidak banyak berubah. Walaupun usia mereka belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa, namun semangat untuk mempertahankan tanah kelahirannya tidak kalah dari siapapun.
Belasan ribu saudara sendiri yang sudah dinyatakan tewas tidak menurunkan semangat mereka yang masih bernapas.
Kini, berkat pengorbanan kawan-kawannya, ia dan jutaan ribu orang dari gerenasi baru bisa hidup dengan nyaman di tempat yang sama.
Menulis cerita dengan teknik alur mundur yang baik tentunya butuh latihan. Selain itu, kalian juga harus mempelajari unsur intrinsik cerita lainnya untuk memperjelas tiap peristiwa yang ada dalam cerita tersebut.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif