Unsur ekstrinsik cerpen memang sering kali tidak bisa ditebak dari karya tulisnya saja. Sebab berbeda dengan unsur intrinsik, contoh analisis unsur ekstrinsik atau extrinsic element hanya bisa ditemukan bukan dari tulisan pengarang.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen sama-sama merupakan pembangun sebuah karya cerita pendek agar bisa menyampaikan pesan kepada pembaca. Dengan menambahkan unsur dari luar tulisan, pembaca bisa semakin berempati, merasakan relevansi, dan kedekatan antara bacaan dengan yang membaca.
Kebanyakan dari kamu mungkin sudah lupa tentang pembahasan unsur ekstrinsik cerpen kelas 9 SMP dulu. Oleh karena itu, mari kita refresh memori kembali dengan mempelajari apa yang dimaksud unsur ekstrinsik, contohnya, serta dampaknya pada karya tulis.
Apa Itu Unsur Ekstrinsik?
Sebelum membahas extrinsic element untuk cerita pendek, mari kita pelajari dulu pengertian unsur ekstrinsik secara umum.
Unsur ekstrinsik adalah elemen di luar sebuah cerita yang ikut membangun atau menyusun jalannya sebuah cerita. Karena tidak ditulis atau disebutkan secara eksplisit layaknya unsur intrinsik, maka tidak semua pembaca menyadari apa unsur ekstrinsik dari karya yang sedang ia nikmati.
Namun dengan mengetahui apa elemen luar dari karya tersebut, kita dapat semakin berempati atau memahami tiap kalimat dalam cerita tersebut.
Unsur ekstrinsik seringkali dikaitkan dengan bagaimana kepribadian sang pengarang. kondisi sosial ketika pengarang menulis cerita tersebut, ideologi sang pengarang, dan lain-lain. Oleh karena itu, jika kita tidak mencari tahu tentang latar belakang pengarang, maka elemen ini tidak bisa disadari oleh pembaca.
Elemen ekstrinsik dari sebuah cerita juga bisa diambil dari bagaimana ideologi, norma, dan nilai yang berlaku di negara sang pengarang.
Berdasarkan penjelasan dari Steeman (dalam Adisusilo, 2013:56), nilai merupakan sebuah hal, perilaku, atau kegiatan yang memberi makna dalam hidup. Nilai juga bisa menjadi acuan, tujuan, dan titik tolak dalam sebuah masyarakat.
Sedangkan norma artinya adalah semua aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang memandu kehidupan anggota masyarakat.
Kedua unsur tersebut membentuk dan mempengaruhi bagaimana penulis cerita pendek menyiratkan respon, isi pikiran, dan pendapat mereka dalam karya yang ia tulis. Tidak jarang, kedua elemen ini juga disinggung baik dengan cara halus maupun secara eksplisit dalam cerita pendek.
Pengertian Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen Menurut Ahli
Setelah paham apa itu unsur ekstrinsik secara umum, sekarang mari kita bahas apa pengertiannya dengan lebih spesifik berdasarkan pendapat ahli bahasa.
Berdasarkan Sumasari
Menurut Sumasari, pengertian unsur ekstrinsik cerpen adalah suatu elemen yang menyusun karya sastra dengan bersumber dari luar tulisan. Selain itu, Sumasari menjelaskan secara spesifik bahwa elemen ini berkaitan dengan aspek sosiologi dan psikologi dari penulis.
Dari situ kita bisa kembangkan bahwa aspek sosial dapat mempengaruhi bagaimana susunan sebuah cerpen yang kita baca.
Bila penulis hidup di kondisi sosial yang ramah dan saling membantu satu sama lain, maka penulis akan menggambarkan kehidupan sosial seperti ini dalam karya tulis mereka. Begitupun dengan kondisi psikologi yang sedang ia rasakan ketika menulis.
Menurut Mido
Berdasarkan penjelasan dari Mido, unsur ekstrinsik cerpen adalah latar belakang dan sumber informasi yang tidak bisa diremehkan karena punya nilai, arti, dan pengaruh terhadap karya tulis.
Itu artinya, walaupun unsur ekstrinsik tidak dituliskan secara langsung dalam cerita, namun elemen ini tetap bisa memberi pengaruh terhadap bagaimana perasaan, arti, dan nilai yang didapatkan oleh pembaca setelah selesai membaca karya cerita pendek tersebut.
Satu hal yang perlu dijelaskan di sini adalah nilai yang dimaksud oleh Mido berbeda dengan nilai dalam masyarakat yang kamu baca dalam pembahasan sebelumnya. Nilai yang dimaksud disini adalah value yang diterima oleh pembaca.
Menurut Aminuddin
Menurut Aminuddin, unsur ekstrinsik cerpen adalah elemen yang berada di luar suatu karya atau cerita, tapi bisa menentukan bentuk dan isi dari karya tersebut.
Mirip seperti penjelasan dari Mido, Aminuddin menekankan bagaimana elemen luar dalam sebuah karya sastra tetap bisa mempenaruhi bentuk penulisan serta value yang bisa didapat dalam cerita tersebut.
Menurut Nurgiyantoro
Berdasarkan penjelasan oleh Nurgiyantoro, unsur ekstrinsik cerpen adalah sebuah elemen dengan sifat tidak langsung, namun mempengaruhi bangunan dan sistem organisme dan bagian terpenting pada sebuah karya sastra.
Prof. Burhan Nurgiyantoro menjelaskan bagaimana elemen yang tidak ada di dalam cerita pendek justru bisa mempengaruhi perasaan pembaca dalam bagian terpenting pada cerita tersebut. Hal ini disebabkan unsur ekstrinsik cerita merupakan pembangun dari cerita tersebut bila kita sadari.
Dengan kita sadar apa latar belakang secara ekstrinsik cerita tersebut, maka pada bagian klimaks cerpen kita bisa memahami lebih dalam kenapa penulis membuat bagian terpenting ini seperti ini, mengapa penulis menggambarkan karakter tertentu seperti ini atau mengapa penulis ingin membangun cerita dengan konflik tertentu.
Menurut Tjahjono
Terakhir, Tjahjono menjelaskan bahwa unsur ekstrinsik cerpen adalah sebuah hal yang berada di luar struktur karya sastra, tapi sangat mempengaruhi karya sastra tersebut.
Penjelasan dari Tjahjono juga tidak berbeda jauh dengan definisi menurut Nurgiyantoro.
Menurut kedua ahli bahasa ini, unsur ekstrinsik merupakan struktur pembangun yang tidak ada di dalam karya sastra, tapi tetap mempengaruhi jalannya cerita tersebut.
Unsur ekstrinsik mungkin tidak mempengaruhi alur cerita secara langsung. Namun elemen ini bisa mempengaruhi perasaan yang didapat oleh pembaca ketika membacanya.
Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Penjelasannya
- Unsur ekstrinsik berdasarkan nilai
- Unsur ekstrinsik berdasarkan latar belakang penulis
- Unsur ekstrinsik berdasarkan latar belakang masyarakat
Tidak semua cerpen akan menggunakan elemen-elemen luar ini ketika ditulis oleh sang pengarang. Oleh karena itu dengan memahami apa saja unsur ekstrinsik cerpen, kamu mungkin bisa menganalisa apa elemen luar pada karya cerita pendek bahkan yang tidak dimasukan dengan sengaja oleh penulisnya.
Unsur Ekstrinsik Berdasarkan Nilai dalam Cerpen
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, nilai adalah sebuah perilaku, aturan, pandangan, atau kegiatan yang memiliki arti dan memberi makna dalam kehidupan bermasyarakat.
Di Indonesia, ada 4 nilai yang paling banyak diaplikasikan, yaitu:
- Nilai Sosial
- Nilai Moral
- Nilai Budaya
- Nilai Agama
Keempat nilai ini menjadi elemen luar pembentuk karakter dan ideologi pengarang ketika menulis karya sastra mereka.
Agar lebih jelas, kami akan bahas bagaimana keempat nilai ini bisa menjadi elemen pembangun cerpen.
Nilai Sosial
Nilai sosial adalah standar atau aturan tidak tertulis yang dianut oleh masyarakat dalam berinteraksi sosial.
Unsur sederhana seperti bagaimana karakter dalam cerpen menyapa dengan sapaan "assalamualaikum", justru membangun cerita yang terasa semakin dekat dengan pembaca.
Selain itu, menggunakan percakapan dengan gaya bahasa sopan ke karakter lebih tua dalam cerita pendek juga bisa menjadi contoh analisa unsur ekstrinsik cerpen.
Nilai Moral
Jika kamu perhatikan, banyak sekali cerpen di Indonesia yang memasukan unsur nilai sosial ke dalam tulisan untuk menggambarkan suasana. Misalnya dalam kebanyakan cerpen romansa karangan penulis dalam negeri, unsur seperti tinggal dalam satu rumah sebelum menikah jarang sekali ditemukan.
Hal ini disebabkan karena dalam pandangan nilai moral di Indonesia, perilaku tersebut dianggap tidak dibenarkan.
Memang tidak ada salahnya memasukan elemen yang melawan unsur moral dan stigma di negeri pada sebuah karya tulis. Namun hal ini akan berdampak pada kurangnya pemahaman pembaca terhadap kejadian di dalam cerita, pembaca merasa tidak relate, dan masih banyak lagi.
Nilai Budaya
Walaupun secara pengertian nilai budaya adalah nilai yang berkembang di masyarakat dan sifatnya tradisional, bukan berarti setiap cerpen harus memasukan unsur budaya ke dalamnya.
Justru, pengaplikasian nilai budaya sebagai unsur ekstrinsik cerpen biasanya dilakukan dengan cara lebih halus.
Pernahkah kalian membaca cerita pendek dimana terdapat scene salah satu karakter meninggal dunia? Kemudian, penulis mengembangkan konflik tersebut dengan menulis scene proses pemakaman dari karakter tersebut di hari berdekatan.
Walaupun tidak secara detail menjelaskan bagaimana prosesnya, namun proses pemakaman tersebut saja sudah punya unsur nilai budaya di dalamnya. Sebab, setiap budaya punya tata cara pemakaman dan jangka waktu yang berbeda-beda.
Dengan menuliskan kata kunci "pemakaman di esok harinya", maka penulis secara tidak langsung sudah memasukan nilai budaya pemakaman di Indonesia, yang mana dilakukan tanpa jeda hari terlalu lama.
Nilai Agama
Unsur ekstrinsik cerpen berdasarkan nilainya yang terakhir adalah nilai agama.
Sama seperti unsur budaya, tidak banyak unsur nilai agama dalam cerpen yang bisa kita temui. Sebab elemen ini hanya muncul secara eksplisit di cerita pendek dengan tema atau latar tempat yang berhubungan dengan agama.
Meskipun begitu, kita tetap bisa menganalisa bagaimana penulis yang tumbuh di lingkungan dengan nilai agama tinggi dengan penulis yang tumbuh di lingkungan dengan nilai agama tidak terlalu ketat.
Misalnya, cara berpakaian tiap karakter dalam cerita pendek bisa menjadi contoh paling mudah. Bila pengarang menarasikan karakter dengan pakaian modis terbuka, misalnya crop top, shorts, dan lain-lain, mungkin ia lahir dan tumbuh di daerah dimana penggunaan pakaian tersebut dianggap biasa saja alias nilai agama di sana tidak terlalu ketat.
Unsur Ekstrinsik Berdasarkan Latar Belakang Pengarang Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen berikutnya diambil berdasarkan latar belakang sang pengarang.
Walaupun nilai-nilai juga bisa digolongkan sebagai latar belakang, namun kategori berikutnya ini membahas latar belakang lebih spesifik, yaitu:
- Riwayat hidup
- Kondisi psikologis
- Aliran sastra
Untuk lebih jelasnya, mari baca pembahasan di bawah ini.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup merupakan jenis unsur ekstrinsik cerpen yang akan menjadi pembeda antara satu pengarang dengan pengarang lainnya. Umumnya, elemen ini mempengaruhi bagaimana cara pengarang menarasikan sebuah konflik, ekspresi, atau situasi tertentu.
Edgar Allan Poe menjadi contoh paling jelas bagaimana riwayat hidup penulis bisa menjadi elemen pembangun sebuah cerita.
Dalam karya kumpulan cerita pendeknya, Edgar Allan Poe dapat menggambarkan situasi kesedihan, rasa marah, dan depresi dengan sangat jelas. Hal ini disebabkan ia tumbuh dengan dikelilingi perasaan tersebut sejak masih kecil.
Kondisi Psikologis
Pengaplikasian kondisi psikologis sebagai unsur ekstrinsik cerpen bisa kamu lihat dalam karya berjudul "The Yellow Wallpaper" oleh Charlotte Perkins Gilman.
Dalam cerita pendek buatannya, Charlotte Perkins Gilman menggambarkan kondisi psikologisnya yang diselimuti rasa cemas karena hubungan dengan kekasih terus merapuh dibarengi dengan keadaan fisiknya terus melemah karena sebuah penyakit.
Kondisi psikologis pada cerpen juga tidak selalu disiratkan sebagaimana Charlotte menulis cerita semi-biography-nya.
Ketika penulis sedang merasa kesal, maka scene ia akan menuliskan scene marah dalam ceritanya dengan lebih berapi-api. Begitupun ketika diselimuti rasa sedih, penulis akan bisa membangun dialog yang lebih menyentuh hati pembaca.
Aliran Sastra
Untuk unsur ekstrinsik cerpen yang terakhir ini, kita tidak perlu mencari tahu latar belakang dari sang penulis. Sebab aliran sastra bisa dilihat dari bagaimana cara pengarang menulis cerita dalam karya sastra tersebut.
Pengertian aliran sastra adalah cara penggambaran atau prinsip dan pandangan hidup sang pengarang yang ingin ia sampaikan lewat karya sastranya.
Aliran sastra sendiri ada banyak, tapi ada beberapa yang paling terkenal seperti contohnya:
- Realisme
- Naturalisme
- Impresionisme
- Determinisme
- Romantisme
- Idealisme
Unsur Ekstrinsik Berdasarkan Latar Belakang Masyarakat
Terakhir, kita akan membahas unsur ekstrinsik dari cerita pendek berdasarkan latar belakang masyarakat secara luas.
Kondisi Ekonomi
Kalau mau membaca cerita pendek dengan latar waktu di era modern dan latar tempat di Indonesia, maka kamu akan menemukan unsur-unsur seperti penggunaan smartphone, aplikasi pesan singkat online, aplikasi ojek online, dan lain-lain.
Sebaliknya di cerita pendek berlatar zaman dulu, kondisi ekonomi dalam karya sastra tersebut mungkin lebih tradisional, tidak semua orang punya telepon, dan lain-lain.
Memasukan kondisi ekonomi sebagai unsur ekstrinsik cerpen dapat membangun cerita yang lebih dekat dengan pembaca. Sehingga pembaca lebih mudah menempatkan dirinya ke tokoh utama tanpa harus menebak apa yang kira-kira terjadi karena tidak paham dengan cara menggunakan salah satu objek dalam cerita.
Kondisi Sosial
Kondisi sosial sebenarnya mirip dengan nilai sosial. Karena nilai sosial dalam masyarakat selalu berubah-ubah, maka kondisi sosial dijadikan unsur ekstrinsik cerpen yang terpisah. Untuk unsur ini, kita akan gunakan Edgar Allan Poe sebagai contoh lagi.
Pada karya cerita pendeknya, Edgar Allan Poe banyak menceritakan tentang pembunuhan dan investigasi perorangan tanpa bantuan polisi. Sebab, pada masa dimana ia menuliskan karya tersebut, masih banyak pembunuhan oleh orang biasa atas alasan dendam dan tidak dijerat hukum oleh pihak kepolisian.
Jika elemen yang sama dimasukan ke cerita dengan latar waktu saat ini, maka akan terjadi kesenjangan elemen pembangun di dalamnya.
Kondisi Politik
Mirip seperti nilai agama dan budaya, kondisi politik juga merupakan unsur ekstrinsik cerpen yang hanya muncul jika karya sastra tersebut punya tema seputar politik.
Karena tidak semua unsur pembangun dalam cerita tidak harus dipaksa dimasukan, maka cerpen dengan tema yang tidak berhubungan dengan politik, kritik sosial, dan satire, tidak wajib memasukan elemen ini.
Ideologi Negara
Unsur ekstrinsik cerpen yang terakhir pun sama dengan sebelumnya. Karena tidak semua cerpen membahas tentang patriotisme, maka elemen ideologi negara tidak wajib dimasukan.
Umumnya, elemen ini ditemukan pada cerita dengan latar peperangan, militer, dan politik. Salah satu contoh paling terkenal adalah cerita berjudul "A Horseman in the Sky" oleh Ambrose Pierce.
Ternyata, unsur ekstrinsik cerpen juga tidak kalah banyak dibandingkan unsur intrinsiknya. Mulai sekarang, kamu mungkin akan lebih mudah menyadari apa elemen pembangun secara eksternal dari cerita yang sedang dibaca setelah tahu apa saja unsur ekstrinsik cerita pendek beserta dampaknya.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif