Di bangku SD dan SMP, kita sudah pernah mempelajari apa itu tokoh dalam cerita dan karya sastra. Termasuk apa saja jenis-jenis tokoh dalam cerita yang paling sering muncul.
Penjelasan tersebut sudah cukup untuk modal dasar menulis sebuah cerita sendiri.
Mengingat tokoh adalah unsur utama dalam cerita, maka sebuah cerita tidak akan bisa berjalan jika tidak ada tokoh sama sekali di dalamnya.
Tapi tahukah kalian bahwa di dalam sebuah karya sastra bukan hanya ada tokoh utama dan pembantu saja? Untuk lebih jelasnya, mari kita simak pembahasan detail tentang apa itu tokoh pada artikel hari ini.
Pengertian Tokoh dan Penokohan
Dalam sebuah cerita, apa itu tokoh bisa didefinisikan sebagai sebuah individu ciptaan atau karangan hasil buatan sang pengarang.
Tokoh tersebut mengalami peristiwa, konflik, dan kejadian di dalam cerita sesuai dengan alur dan latar yang sama-sama dibuat oleh sang pengarang.
Sedangkan pengertian dari penokohan adalah cara pengarang menggambarkan tokoh tersebut. Baik penggambaran dari sisi fisik, seperti tinggi, jenis kelamin, warna kulit, dan lain-lain, ataupun dari sisi sifat, karakter, dan cara pandang.
Apa Itu Tokoh Menurut Para Ahli?
Menurut penjelasan oleh Aminudin dalam Siswanto (2002: 142), tokoh adalah pelaku yang mengemban alias mengalami sebuah peristiwa dalam cerita fiksi. Sehingga rangkaian peristiwa yang dialami oleh sang tokoh dapat disusun menjadi sebuah cerita.
Sedangkan menurut Abrams dalam Nurgiyanto (2010: 165) - tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam sbuah karya naratif. Bisa berupa drama, cerita pendek, novel, komik, dan lain-lain.
Tokoh ini dipaca oleh pembaca hingga dapat ditafsirkan dan punya kualitas moral dan kecenderungan tertentu dari apa yang mereka ucapkan atau ekspresikan serta melalui apa yang mereka lakukan.
Contoh Tokoh dalam Cerita
Sumber Foto : BBC |
Di awal tadi kita sudah singgung sedikit bahwa ada banyak contoh tokoh dalam cerita selain tokoh utama dan tokoh pembantu. Jadi setelah memahami pengertian tokoh dan penokohan menurut para ahli, sekarang waktunya melihat jenis-jenis tokoh dalam karya sastra.
Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang bisa dikagumi oleh mayoritas pembaca. Contoh tokoh protagonis bisa berupa pahlawan, penyelamat, dan masih banyak lagi.
Tokoh protagonis membawa misi untuk menciptakan situasi, keadaan, dan kehidupan tokoh lain di dalam cerita yang lebih aman, damai, dan sejahtera.
Meskipun begitu, tokoh protagonis juga bisa mengalami kehancuran atau kejatuhan secara moral sebagai bagian dari pengembangan karakter dalam alur cerita tersebut.
Tokoh Antagonis
Jika kamu tahu tokoh protagonis, pasti kamu juga tahu apa itu tokoh antagonis. Sebab pengertian dari jenis tokoh ini hanya kebalikan dari protagonis.
Banyak orang masih keliru dan menyebut antagonis adalah tokoh jahat atau tokoh pembantu. Namun pada dasarnya, antagonis adalah tokoh yang kedudukannya beroposisi dengan protagonis di dalam cerita.
Antagonis juga bisa dipandang sebagai tokoh pencipta konflik.
Meskipun begitu, tokoh protagonis ataupun antagonis sama-sama bisa menjadi tokoh utama di cerita mereka masing-masing. Tergantung bagaimana penulis ingin mengambil sudut pandang dari cerita yang akan ia tulis.
Tokoh Tritagonis
Nah, tokoh tritagonis adalah penengah antara protagonis dan antagonis. Kalian juga bisa menyebut jenis tokoh ini sebagai tokoh netral.
Memang tidak banyak karya naratif yang memasukan tokoh tritagonis ke dalam alur ceritanya. Sebab kebanyakan orang memandang tokoh ini tidak penting dan tidak bisa menyumbang pengembangan alur dalam cerita.
Meskipun begitu, memasukan tokoh tritagonis ke dalam cerita dengan konflik kompleks, misalnya masalah politik, peperangan, atau konlik antar suku, dimana tidak ada yang benar dan yang salah, akan membuat kualitas penulisan kamu jadi terlihat semakin bagus.
Tokoh Deuteragonis
Tokoh deuteragonis sering kali disebut dengan tokoh protagonis kedua dalam cerita. Artinya, tokoh ini berada di pihak protagonis, namun bukan sebagai tokoh utama.
Tokoh deuteragonis termasuk ke dalam tokoh pembantu, namun jumlah kemunculannya hampir sama banyak dengan tokoh utama. Kalian juga bisa menggolongkan tokoh ini sebagai cameo utama.
Di kebanyakan karya naratif, tokoh deuteragonis sering kali diceritakan sebagai orang yang selalu membantu tokoh utama dalam menyelesaikan masalahnya.
Tokoh Statis
Selesai membahas tokoh berdasarkan sifat dan kedudukannya dalam cerita, sekarang kita lanjut dengan membahas apa itu tokoh statis.
Sederhananya, tokoh statis adalah tokoh tanpa perkembangan karakter sama sekali. Artinya walaupun ia muncul beberapa kali dalam karya naratif tersebut, tidak ada cerita latar belakang, konflik, maupun peristiwa yang membuat karakter tersebut semakin dekat dengan pembaca.
Kemunculan tokoh statis sering kali hanya ada di saat-saat tidak penting, namun dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan latar di dalam cerita. Contohnya menyebutkan tokoh-tokoh seperti penjaga sekolah, guru, dan satpam untuk memperkuat penggambaran latar tempat di sekolah.
Tokoh statis sendiri bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Tokoh hitam, yang digambarkan selalu jahat
- Tokoh putih, yang digambarkan selalu baik
Tokoh Berkembang
Kebalikan dari tokoh statis adalah tokoh berkembang, yaitu tokoh yang mengalami perkembangan karakter, perubahan sifat atau watak, serta perubahan cara pandang pada cerita.
Tokoh berkembang bisa kita tandai dengan keberadaannya di dalam konflik atau peristiwa tertentu di dalam narasi cerita. Selain itu, tokoh ini juga banyak melakukan interaksi dengan karakter lain.
Perkembangan tokoh sendiri bisa berawal dari baik dan berakhir dengan buruk atau sebaliknya.
Bisa saja tokoh yang awalnya berada di pihak protagonis kemudian berkembang menjadi seorang antagonis, atau tokoh antagonis menjadi deuteragonis.
Tokoh Tipikal
Menurut Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro (1995: 190), definisi apa itu tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualisnya. Dengan kata lain, tokoh ini akan lebih banyak menampilkan kualitas pekerjaan, kebangsaan, atau hal-hal yang sifatnya mewakili organisasi atau budayanya.
Dalam karya naratif, tokoh tipikal sering kali digambarkan sebagai seseorang yang terikat dengan lembaga tertentu. Misalnya guru sebagai perwakilan penggambaran sekolah, perdana menteri atau presiden sebagai perwakilan pegambaran cara pikir sebuah negara, dan lain-lain.
Tokoh tipikal bisa kita manfaatkan untuk menggambarkan reaksi lembaga atau lingkungan atas peristiwa tertentu tanpa harus menuliskan seluruh isi pikiran anggotanya satu per satu.
Tokoh Netral
Terakhir adalah tokoh netral, yaitu tokoh yang eksistensinya adalah untuk narasi tersebut.
Tokoh netral hanya ada di dalam cerita fiksi, dan kedudukannya bukan untuk menggambarkan tokoh siapapun di dunia nyata.
Dalam membuat tokoh netral, kita harus pandai melakukan penokohan secara fisik maupun watak. Sebab bisa cara pembaca kesulitan menggambarkan bagaimana wujud tokoh tersebut dalam imajinasi mereka.
Setelah paham apa itu tokoh dan contoh-contohnya, sekarang kamu bisa belajar membuat cerita sederhana dengan memasukan semua contoh tokoh di atas. Walaupun tidak semua cerita selalu memiliki tokoh yang lengkap, tapi kita tetap harus belajar teknik penulisan tokoh berdasarkan pembedanya.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif