https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Monoftong : Pengertian, Contoh, dan Monoftongisasi [Lengkap]

9/13/2022
Monoftong

Perubahan yang diberlakukan dalam EYD V beberapa waktu lalu memunculkan kembali istilah yang sudah lama tidak kita dengar, yaitu monoftong. Walaupun merupakan salah satu aturan bahasa lama, monoftong atau monophtong sempat dihilangkan.

Penggunaan kata-kata, cara baca, maupun penulisan yzng menggunakan aturan monoftong sendiri masih sangat banyak. Mungkin ini alasannya kenapa monoftongisasi kembali dimasukan ke dalam aturan EYD.

Namun, kebanyakan dari kamu pasti ada yang belum pernah dengar sama sekali apa itu monoftong. Maka dari itu mari kita mempelajarinya dalam artikel berikut ini.

 

Apa Itu Monoftong?

Berdasarkan Wikipedia, monoftong merupakan sebuah aturan dalam pelafalan bahasa dimana dua huruf vokal diucapkan menjadi satu huruf.

Kita semua pasti sudah pernah mendengar penulisan kata "ramai" yang malah dibaca "rame". Padahal kata ini berakhiran dengan huruf "ai", bukan "e".

Aturan seperti itulah yang disebut monoftong, yaitu ketika ada dua gabungan huruf vokal dengan kualitas artikulasi alat bicara konsisten dan tetap. Untuk saat ini, ada 3 jenis monoftong, yaitu:

  • Gabungan AI, dibaca E
  • Gabungan AU, dibaca O
  • Gabungan EU, dibaca E

Lebih spesifiknya lagi, ada 7 daftar kata dalam KBBI yang menggunakan aturan ini, yaitu:

  • Ramai, dibaca rame
  • Petai, dibaca pete
  • Satai, dibaca sate
  • Capai, dibaca cape
  • Cabai, dibaca cabe
  • Gulai, dibaca gule
  • Seudati, dibaca sedati

Khusus untuk gabungan "eu", aturan ini berbeda pelafalannya dengan huruf "eu" yang ada dalam bahasa daerah.

Sebagai contoh ada bahasa daerah dengan huruf tambahan "eu", misalnya bahasa Sunda dan bahasa Aceh. Keduanya juga punya cara pelafalan yang berbeda, seperti di bahasa Sunda huruf "eu" dibaca sebagai "e" namun lebih tebal dan diayun.

Jadi kata-kata dengan kombinasi huruf vokal "eu" dari bahasa daerah berbeda aturannya dengan aturan EYD V yang berlaku saat ini. Kata-kata mengandung "eu" dari bahasa daerah tentunya juga tidak masuk ke dalam daftar Kamus Besar Bahasa Indonesia.

 

Apa yang Dimaksud Monoftongisasi?

Sekarang kamu sudah mengerti apa itu monoftong, jadi mari kita lanjutkan dengan membahas monoftongisasi.

Monoftongisasi istilah ketika salah satu huruf vokal dalam monoftong tetap digunakan. Artinya cara baca dari kombinasi kedua huruf vokal tersebut bukan diganti menjadi huruf lain, tapi salah satunya didiamkan alias tidak dilafalkan.

Dalam contoh kombinasi huruf "ai" dan "au", kita melafalkan kedua kombinasi tersebut menjadi "e" dan "o". Sedangkan dalam contoh "eu", kita melafalkan hanya salah satu hurufnya saja, yaitu "e". atau lebih tepatnya "ɘ". Inilah yang disebut dengan istilah monoftongisasi.

Pelajaran tentang monoftingisasi sendiri harusnya dipelajari ketika kita duduk di bangku SD hingga SMP. Namun karena aturan ini sempat tidak diberlakukan pada versi EYD sebelumnya, maka pelajaran tentang monoftingisasi pun dihilangkan sementara.

Jadi tidak perlu khawatir jika kalian belum pernah mendengar istilah ini sama sekali, karena memang banyak siswa dari angkatan yang menggunakan EYD IV yang belum diajari.

 

Monoftong dalam Bahasa Inggris

Memang tidak banyak kata dengan aturan monoftingisasi di Indonesia. Namun jika kalian belajar bahasa lain, ada ratusan bahkan ribuan kata yang menggunakan aturan ini.

Salah satunya adalah bahasa Inggris, dimana pelafalan hurufnya bisa berbeda dengan bagaimana kata tersebut ditulis.

Dalam bahasa Inggris, monoftongisasi dapat diartikan sebagai perubahan suara dari huruf vokal dimana diftong menjadi monoftong. Sehingga tidak semua monoftong terdiri dari kombinasi dua huruf. Bisa jadi dalam satu kata terdapat 3 kombinasi huruf vokal, atau bahkan hanya satu namun dibaca tidak seperti biasanya.

Contoh monoftingisasi satu huruf vokal dapat kita lihat dalam kata "pay". Pada kata tersebut, hururf vokal 'a" dibaca bukan sebagai "a", melainkan "e". Aturan yang sama juga diberlakukan pada kata "woman", dimana huruf vokal "a" dilafalkan mirip seperti "e".

Sedangkan contoh monoftongisasi dari kombinasi dua huruf vokal bisa kita lihat dalam kata "look" dan "would". Pada kata "look", kombinasi dua huruf vokal "o" tidak baca sebagai pemanjangan, melainkan diubah menjadi "u".

Sehingga kata tersebut dibaca sebagai "luk". Sama halnya dengan "would", dimana huruf vokal "ou" dibaca sebagai satu huruf "u" saja, sehingga menjadi "wuld".

Dan yang terakhir adalah monoftongisasi 3 huruf vokal atau disebut dengan istilah triphthong. Contoh dari kasus seperti ini bisa kita lihat pada kata "fire". Walaupun hanya ada dua huruf vokal dalam kata tersebut, namun kata "fire" dibaca sebagai "faier".

 

Jadi seperti itulah pembahasan kita untuk hari ini tentang monoftong. Jika kamu tahu contoh kata dengan monoftongisasi lain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, coba tulis dalam komentar di bawah.

Nanti kita akan bahas apakah kata tersebut termasuk ke dalam aturan monoftong atau tidak berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan yang berlaku saat ini.

 

 


Author

Firdaus Deni Febriansyah

Freelance, Content Writer, Bloger, dan Kontributor di beberapa media.

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif