Bahasa isyarat merupakan salah satu bahasa ada di semua negara, tapi tidak semua masyarakatnya tahu atau bahkan paham cara berkomunikasi menggunakannya, termasuk di Indonesia. Sebab layaknya bahasa lain, sign language adalah sebuah bahasa dengan struktur kalimat, kata, frasa, dan lain-lain.
Bedanya, sign language hanya digunakan untuk berkomunikasi secara langsung saja. Justru bahasa ini diciptakan untuk bisa berkomunikasi tanpa suara dan tanpa menggunakan tulisan, baik untuk keadaan genting ataupun keadaan dimana berkomunikasi dengan suara tidak bisa dilakukan.
Agar lebih paham tentang bahasa isyarat, mari kita bahas sejarah lengkap dan jenis-jenisnya dalam pertemuan hari ini.
Apa Itu Bahasa Isyarat?
Bagi kamu yang belum tahu, sign language ini sudah ada jauh sebelum komunikasi dengan cara berbicara digunakan oleh peradaban manusia. Namun karena cepatnya berkembangan bahasa ucapan, kini isyarat hanya dipakai untuk keadaan tertentu saja.
Kebanyakan dari kita mungkin tahu isyarat adalah bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi dengan komunitas tuli dan tuna wicara.
Dan seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, atau bahasa lainnya, isyarat juga punya aturan dan sistem dalam penggunaannya.
Namun tidak seperti Bahasa Ingris yang menjadi bahasa internasional, sampai saat ini belum ada internasional sign language yang bisa diterapkan ke seluruh dunia. Kebanyakan dari bahasa ini masih digunakan untuk berkomunikasi dalam komunitas dalam negeri saja.
Selain itu, Indonesia bukan hanya punya national sign language, tapi juga traditional sign language. Artinya akan ada perbedaan bahasa yang digunakan oleh komunitas tuli dari Bandung dengan komunitas dari Jakarta, walaupun secara garis besar mereka menggunakan sistem serupa.
Sejarah Singkat Bahasa Isyarat
Salah satu tokoh yang pertama kali mengembangkan bahasa tubuh ini adalah Pedro Ponce de Leon, seorang biksu dari Spanyol. Ia mengembangkan manual alphabet untuk membantu komunitas tuli mengkomunikasikan huruf menggunakan isyarat.
Kemudian di tahun 1680, George Dalgarno menulis sebuah buku tentang bahasa isyarat buatannya, termasuk alphabet hingga beberapa kosa kata.
Alphabet buatan George Dalgarno masih digunakan saat ini dalam British Sign Language, salah satu sign language paling banyak dipakai di seluruh dunia.
Sign languange sendiri tidak punya kaitan khusus dengan bahasa nasional mereka. Sebagai contoh, Spanyol dan Inggris menggunakan dua bahasa nasional berbeda.
Namun keduanya sama-sama menggunakan British Sign Language sebagai kemounikasi dalam isyarat.
Sedangkan ada Amerika, dan Australia yang sama-sama menggunakan Bahas Inggris dalam berkomunikasi secara nasional, namun keduanya punya masing-masing sign languange, yaitu American Sign Language dan Australian Sign Language.
Selain itu, ada juga negara yang punya bahasa isyarat khusus di negara mereka. Contohnya Jepang punya Japanese Sign Langugage dengan pengguna lebih dari 300 ribu orang, dan Indonesia punya SIBI serta Bisindo sebagai bahasa isyarat nasional.
Jenis-jenis Bahasa Isyarat di Indonesia
Apa saja perbedaannya? Mari kita lihat dalam penjelasan di bawah ini.
SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)
Sesuai dengan namanya, SIBI merupakan sistem bahasa, bukan merupakan bahasa itu sendiri. Sistem ini diciptakan oleh kepala SLB pertama kali di Indonesia dengan mengadaptasi dari Americal Sign Language.
Walaupun bukan merupakan sebuah bahasa, SIBI digunakan di hampir semua SLB di Indonesia. Hal ini dikarenakan aturan dan sistem bawaan dari generasi-generasi pengurus SLB sebelumnya di dalam negeri.
Secara aturan dan tata bahasa, SIBI memiliki tata bahasa yang lebih formal. Selain itu terdapat kata awalan dan akhiran pada kata, yang mana membuat cara komunikasinya lebih sulit.
Kesulitan seperti ini terjadi karena SIBI dikembangkan oleh orang dengar, tanpa melibatkan komunitas tuli sama sekali pada masa itu. Sehingga sistem bahasanya mungkin bisa digunakan oleh orang dengar dengan mudah, namun tidak bisa digunakan dengan efisien oleh komunitas tuli.
Salah satu cara menebak apakah seseorang menggunakan SIBI adalah bagaimana ia menggerakan tangannya. Sebab SIBI hanya menggunakan satu tangan dalam berkomunikasi.
BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia)
Nah, Bisindo adalah sign language yang benar-benar dikembangkan dengan melibatkan komunitas tuli.
Bagi beberapa orang bahasa ini mungkin masih asing. Namun hampir semua komunitas tuli maupun dengar sudah menggunakan Bisindo untuk berkomunikasi baik secara formal maupun informal.
Saat ini SIBI memang masih merupakan bahasa yang diakui secara sah oleh negara. Namun komunitas tuli justru lebih banyak menggunakan Bisindo karena mudah dan dapat disesuaikan dengan gaya bicara sehari-hari.
Pengembangan BISINDO di Indonesia dilakukan dengan bantuan donatur terbesar, yaitu Jepang, dengan melibatkan Chinese University of Hong Kong dan Universitas Indonesia.
Kini sosialisasi dan pengembangkan BISINDO diatur oleh Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO). Mereka bahkan punya buku panduan khusus untuk teman dengar maupun teman tuli yang ingin belajar bahasa ini.
Dan tidak seperti SIBI, komunikasi menggunakan BISINDO dilakukan dengan dua tangan.
Kapan Bahasa Isyarat Digunakan?
Dari tadi kita membahas bagaimana bahasa isyarat digunakan untuk berkomunikasi dengan komunitas tuli. Namun faktanya, bahasa ini juga digunakan di beberapa pekerjaan dan situasi lain, misalnya:
Komunikasi dalam Militer
Walaupun menggunakan isyarat yang berbeda dengan isyarat sehari-hari, militer juga menggunakan sign language dalam kondisi tertentu.
Umumnya, bahasa ini digunakan di medan perang, dimana komunikasi sangat sulit dilakukan karena suara bising disekitar daerah tersebut, atau pada operasi senyap, dimana anggota militer tidak boleh mengeluarkan suara apapun.
Komunikasi dalam Air
Pernahkah kamu berpikir bagimana penyelam atau peneliti dalam laut berkomunikasi? Sebab getaran suara tidak bisa merambat lewat air, serta mulut para penyelam tertutup oleh selang oksigen.
Oleh karena itu, mereka menggunakan isyarat untuk berkomunikasi, umumnya American atau British Sign Language, untuk komunikasi sederhana.
Komunikasi di Luar Angkasa
Sama seperti di dalam air, suara juga tidak bisa merambat di luar angkasa. Oleh karena itu para astronot menggunakan isyarat untuk berkomunikasi sebelum baju astronot dengan teknologi komunikasi wireless diciptakan.
Setelah tahu sejarah dan perkenalan bahasa isyarat, apakah kamu tertarik mempelajari bahasa ini?
Belajar bahasa isyarat tidak kalah penting dengan Bahasa Inggris, justru peluang kalian menggunakan isyarat secara langsung di dalam negeri lebih tinggi dibandingkan Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif