Kita pasti sering mendengar cerita rakyat dari kecil. Baik itu cerita lokal seperti tentang Tangkuban Perahu dan Danau Laut Tador, ataupun cerita yang terkenal diseluruh Indonesia, misalnya kisah Lutung Kasarung.
Tapi sebenarnya, apasih cerita rakyat itu?
Pelajaran tentang cerita rakyat alias folklor sudah kita pelajari di bangku Sekolah Dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Namun untuk mengingat-ingat kembali atau bahkan membantu memahami materi yang baru kamu pelajari di kelas, mari kita simak penjelasan mengenai cerita rakyat pada artikel hari ini.
Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan Ahli
Berdasarkan Hasim Awang
Berdasarkan penjabaran tentang cerita rakyat oleh Hasim Awang, dijelaskan bahwa cerita ini merupakan sebuah kisah yang menceritakan tentang perjuangan, roman, atau lainnya yang sudah terjadi di masa lalu serta dijadikan pembelajaran di masa mendatang.
Menurut James Danandajaja
Menurut Danandjaja, pengertian cerita rakyat adalah sebuah bentuk karya sastra lisan yang berkembang di kalangan masyarakat tradisional.
Ia melanjutkan bahwa cerita ini disebarkan dari mulut ke mulut secara turun temurun dalam jangka waktu yang sangat lama. Sehingga, ada beberapa versi berbeda dari satu folklor karena saking lamanya cerita tersebut disebarkan.
Menurut Sisyono, Dkk
Definisi cerita rakyat oleh Sisyono adalah sebuah karya sastra dalam wujud cerita yang lahir dan berkembang di masyarakat, menyebar dari mulut ke mulut. Cerita ini juga punya sifat anonim dan disebarkan secara kolektif oleh masyarakat tradisional dalam waktu yang sangat lama.
Definisi Cerita Rakyat Sederhana
Jika menyimpulkan dari ketiga definisi cerita rakyat berdasrkan ahli di atas, kita bisa buat pengertian sederhana bahwa cerita rakyat adalah sebuah cerita yang lahir di masyarakat tradisional pada jaman dulu. Kemudian, kisah-kisah ini disebarkan secara kolektif dari mulut ke mulut secara turun temurun.
Karena lamanya keberadaan kisah-kisah ini, ada banyak versi yang tercipta dari satu judul cerita.
Selain itu, cerita rakyat juga berasal dari sebuah kejadian yang sudah terjadi di masa lalu, serta mengandung pesan atau pembelajaran yang bisa diterapkan pada masa kini.
Fungsi Cerita Rakyat
- Sebagai sistem proyeksi
- Sebagai alat pengesahan pranata kebudayaan
- Sebagai alat pendidik anak
- Sebagai pengawas perilaku dan kehidupan
Untuk lebih lengkapnya, mari kita lihat apa saja yang dimaksud dari keempat poin di atas ini.
Sebagai Sistem Proyeksi
Fungsi cerita rakyat yang pertama adalah sebagai alat pencerminan atau proyeksi kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Artinya, pada jaman dulu cerita-cerita ini dibagikan dari orang tua ke anak atau dari guru ke murid sebagai bahan pembelajaran.
Sampai saat inipun, kita bisa belajar banyak dari kisah folklor yang diceritakan.
Contohnya, kita bisa mempelajari kebudayaan dan adat istiadat yang dianut oleh masyarakat tradisional zaman dulu, atau pelajari asal-usul fenomena alam tertentu seperti mengapa gunung Tangkuban Perahu berbentuk seperti perahu atau mengapa hanya ada satu pulau kecil di tengah Danau Toba.
Sebagai Alat Pengesahan Pranata Kebudayaan
Masih berhubungan dengan fungsi sebelumnya, kisah rakyat juga bisa digunakan sebagai bukti keberadaan tradisi atau kebudayaan tertentu selain menggunakan bukti fisik seperti penemuan-penemuan arkeolog.
Dengan adanya folklor, kita bisa tahu apa fungsi dari alat kebudayaan yang ditemukan dari hasil penelitian arkeolog, bagaimana masyarakat tradisional menggunakan alat kebudayaan tersebut, dan masih banyak lagi.
Sebagai Alat Pendidik Anak
Tadi sudah disebutkan bahwa kisah folklor harus berisi kejadian yang sudah terjadi di masa lalu dan menjadi pembelajaran di masa kini.
Artinya, kisah-kisah ini diceritakan kepada keturunan berikutnya agar tidak mengulangi keselahan yang sama pada cerita tersebut, atau justru mengikuti yang diajarkan di dalam kisah tersebut. Dengan begitu, keturunan-keturunan berikutnya dari sang pendongeng bisa memiliki budi pekerti yang baik.
Sebagai Pengawas Perilaku dan Kehidupan
Yang terakhir, cerita tradisional digunakan sebagai pengawas agar masyarakat tetap mengikuti norma yang sudah ada sejak zaman dulu.
Norma di sini bisa yang sifatnya universal, misalnya jangan menjadi orang yang sombong dan selalu bersikap baik kepada siapapun, atau norma yang mengikat pada daerah tertentu seperti jangan menganggu kedamaian makhluk hidup di Danau Toba.
Struktur Cerita Rakyat
Meskipun begitu, kini cerita rakyat sudah banyak diabadikan dalam bentuk tulisan, meskipun tanpa mengetahui siapa pencipta awalnya alias tetap anonim.
Karena sudah banyak diabadikan dalam bentuk tulisan, kita bisa melihat beberapa pola dan ciri cerita rakyat yang paling sering muncul, di antaranya:
- Milik bersama sebuah dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu yang umumnya dibedakan berdasarkan daerah, suku, atau budayanya
- Bersifat anonim, tidak ada yang tahu siapa pencipta awal atau orng yang pertama kali menceritakan kisah folklor
- Penyebarannya secara lisan, lewat mulut ke mulut, sebelum dibuat sebagai tulisan pada era modern
- Tidak punya bentuk yang pasti dan mengalami perbuahan dalam proses penyebarannya dari waktu ke waktu.
Unsur Intrinsik Folklor
Ada 7 unsur pembangun atau unsur intrinsik cerita rakyat, yaitu:
- Tema
- Alur
- Tokoh
- Latar
- Sudut pandang
- Gaya bahasa
- Amanat
Mari kita lihat apa saja peran dari ketujuh unsur interinsik di atas.
Tema
Tema adalah makna utama yang ingin disampaikan oleh pencerita. Tema pada folklor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Tema tradisionl dan tema non tradisional
- Tem utama dan tema tambahan
Alur
Alur atau plot pada cerita rakyat juga dikembangkan lagi ke dalam 3 unsur, yaitu:
- Peristiwa
- Konflik
- Klimaks
Walaupun punya versi yang berbeda-beda, tapi setiap folklor pasti memiliki ketiga jenis alur seperti ini.
Tokoh
Setiap cerita pastinya punya tokoh, begitupun dengan folklor.
Umumnya, cerita ini menceritakan tokoh yang mengalami kejadian tertentu pada masa lalu, bisa itu tokoh terkenal di kalangan masyarakat tradisional maupun tokoh biasa.
Latar
Dalam cerita rakyat, terdapat 3 jenis latar yang digunakan, yaitu:
- Latar tempat
- Latar waktu
- Latar sosial
Ketiga latar inilah yang bisa digunakan sebagai penentu darimana cerita tersebut berasal, pada jaman apa, serta bagaimana kondisi kebudyaanya pada masa itu.
Sudut Pandang
Sudut pandang pada folklor juga dibagi menjadi 3 jenis:
- Sudut pandang orang pertama
- Sudut pandang orang ketiga
- Sudut pandang campuran
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang paling banyak digunakan pada cerita rakyat adalah perbandingan, personifikasi, serta alegori atau kiasan. Penggunaan gaya bahasa ini juga bisa berbeda sesuai dengan sang pencerita.
Amanat
Unsur intrinsik yang terakhir adalah amanat alias pesan-pesan. Setiap cerita tradisional selalu dilengkapi dengan amanat baik yang diucapkan secara eksplisit di akhir cerita, maupun yang disampaikan secara halus.
Demikianlah pembahasan tentang cerita rakyat untuk hari ini. Semoga artikel ini bisa membantu kamu memahami materi tentang folklor lebih dalam lagi.
0 komentar
Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif